- Oleh MC PROV RIAU
- Jumat, 3 Januari 2025 | 09:38 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Jumat, 3 Januari 2025 | 09:45 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 142
Pekanbaru, InfoPublik – Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Riau menunjukkan tren positif. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, TPK pada November 2024 mencapai 47,39 persen, naik 0,72 poin dibandingkan bulan sebelumnya (46,67 persen). Dibandingkan dengan November 2023, terjadi peningkatan signifikan sebesar 6,38 poin dari 41,01 persen.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menyatakan bahwa angka ini mencerminkan produktivitas sektor jasa akomodasi yang semakin membaik.
“TPK mendekati 50 persen menunjukkan hampir separuh kamar hotel berbintang di Riau terjual setiap malam. Ini adalah sinyal positif untuk industri pariwisata dan perhotelan,” ujar Asep dalam konferensi pers di Pekanbaru, Kamis (2/1/2025).
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) di hotel berbintang Riau pada November 2024 tercatat sebesar 1,31 hari. Wisatawan mancanegara (wisman) menghabiskan waktu lebih lama, yaitu rata-rata 2,76 hari, dibandingkan tamu domestik yang hanya 1,29 hari.
“Wisatawan asing menunjukkan kecenderungan tinggal lebih lama di Riau, terutama di hotel berbintang 3, dengan rata-rata lama menginap mencapai 3,49 hari. Sementara tamu domestik memilih hotel berbintang 4, dengan rata-rata 1,47 hari,” jelas Asep.
Peningkatan TPK dan RLMT dipengaruhi oleh:
“Kami optimis tren positif ini akan terus berlanjut, terutama dengan strategi promosi pariwisata yang semakin masif,” tambahnya.
Asep menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan hotel, terutama untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan mancanegara yang memiliki durasi menginap lebih lama.
“Sektor perhotelan harus beradaptasi dengan kebutuhan pasar, terutama untuk memperkuat kontribusi tamu asing terhadap RLMT dan TPK. Langkah ini dapat dilakukan melalui perluasan promosi pariwisata internasional ke pasar potensial,” jelasnya.
Dengan peningkatan TPK dan RLMT, sektor perhotelan diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam mendorong pemulihan sektor pariwisata.
“Ini adalah momentum bagi Riau untuk semakin memperkuat daya tarik wisatanya, baik di kancah nasional maupun internasional,” pungkas Asep.
(Mediacenter Riau/bts)