- Oleh MC KAB HULU SUNGAI UTARA
- Minggu, 3 November 2024 | 02:25 WIB
: Perpusatakaan Keliling milik Dinas Kearsipan dan Perpustakaan yang ramai diminati siswa-siswi TK. Foto: MC Paser/Aji
Oleh MC KAB PASER, Rabu, 20 Maret 2024 | 12:41 WIB - Redaktur: Untung S - 191
Paser, InfoPublik – Program Perpustakaan Keliling di Kabupaten Paser Kalimantan Timur (Kaltim), digemari anak-anak taman kanak-kanak (TK) di setiap kali unit itu beroperasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah-sekolah TK dan ke desa-desa.
“Saat kita datang mereka langsung mendatangi dan cepat ingin tahu buku apa yang mau dibaca,” ucap Kabid Pelayanan dan Pelestarian Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Paser, Ningsih, Rabu (20/3/2024).
Dikatakan Ningsih, pengunjung yang merupakan siswi TK sangat antusias setiap kali mobil itu datang. Saat mobil terparkir dan sudah membuka pintu, mereka segera menyisir buku -buku yang hendak mereka baca.
“Kita punya dua mobil perpustakaan keliling yang standby di halaman Gedung Pemuda. Kendaraan itu yang mereka gunakan untuk membaca,” kata Ningsih.
Menurut Ningsih, setiap pekan mobil perpustakaan keliling menyambangi sekolah-sekolah di kecamatan. ” Ada jadwalnya, setiap pekan ke kecamatan,” ujarnya.
Ningsih yang didampingi Pustakawan muda Chaidir. Saat ini di perpustakaan daerah ada 20.436 buku, sementara buku dalam bentuk E-Book sebanyak 2.164. Untuk buku berbahasa Inggris sebanyak 10 ribu.
Nur Baiti, salah seorang guru SDTQ Anak Sholeh yang mengajak muridnya mendatangi lokasi mobil perpustakaan keliling sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Dinas Perpustakaan.
“Kegiatan itu dapat memacu anak-anak untuk gemar membaca, budaya membaca harus ditanamkan sejak dini, ” katanya.
Dalam setiap kegiatan perpustakaan keliling, siswa yang bisa menceritakan kembali buku yang telah dibaca mendapatkan hadiah. Ketua Gerakan Peningkatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Paser Kasrani sangat mengapresiasi kegiatan Perpustakaan Keliling yang dilaksanakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Paser.
“Ini upaya menanamkan budaya membaca, namun saya berharap kegiatan Pusling ini harus dilaksanakan secara massif dan berkelanjutan,” kata Kasrani.
Harapannya kegiatan perpustakaan keliling bisa sampai ke desa-desa. Menurut Kasrani budaya baca harus dilakukan sejak dini, karena usia dini adalah usia keemasan.
“Kebiasaan yang dipupuk sejak dini akan menjadikan budaya, salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca adalah membaca 15 menit sebelum belajar,” katanya.
Kasrani meminta sekolah memaksimalkan gerakan membaca buku 15 menit sebelum belajar. Kami yakin apabila gerakan itu dimaksimalkan akan menghasilkan generasi Literat yang tangguh.(MC Paser/Aji)