- Oleh MC KOTA PADANG
- Selasa, 5 November 2024 | 05:23 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 19 September 2024 | 15:44 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 299
Padang, InfoPublik – Kepanikan melanda siswa-siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Khaira Ummah, Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, ketika sirine berbunyi kencang.
Anak-anak tersebut segera berlindung di bawah meja, berusaha melindungi diri dari ancaman yang tak terduga. Mereka kemudian berlari menuju titik kumpul yang telah ditentukan, mengikuti instruksi dengan penuh kecemasan.
Namun, semua ini ternyata bagian dari simulasi kesiapsiagaan bencana dalam menghadapi ancaman megathrust Mentawai. Simulasi ini bertujuan untuk melatih anak-anak dan warga setempat agar siap menghadapi kemungkinan terburuk, mengingat ancaman megathrust yang terus menghantui wilayah Sumatra Barat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Robert Candra Eka Putra, menjelaskan bahwa isu megathrust sudah lama menjadi perhatian, khususnya bagi masyarakat Padang.
"Kita sudah lama menghadapi isu megathrust. Ini bukan hal baru. Sejarah mencatat, Kota Padang pernah diguncang gempa dahsyat. Hal ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mengukur kesiapsiagaan terhadap bencana," kata Robert di TK) Islam Khaira Ummah, Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Kamis (19/9/2024).
Menurutnya, pasca-gempa 2009, isu megathrust terus berkembang, terutama dengan dukungan teknologi informasi yang semakin canggih. Meski membuat masyarakat khawatir, Robert menegaskan bahwa informasi ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
"Melalui simulasi ini, kita dapat melakukan langkah-langkah preventif. Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan jika bencana benar-benar terjadi," tambahnya.
Robert juga menjelaskan beberapa tanda alam yang dapat menjadi peringatan dini datangnya tsunami, seperti gempa besar yang berlangsung lebih dari 30 detik, runtuhnya pohon dan bangunan, hingga perilaku aneh dari burung atau hewan peliharaan. Sirine peringatan di sekitar pesisir juga menjadi alarm penting untuk segera menyelamatkan diri.
"Jika gempa terjadi, lindungi diri dengan tas atau tangan dari benda yang jatuh, berlindung di bawah meja atau kursi, kemudian segera menuju titik kumpul aman," jelasnya lagi.
Padang memiliki 25 lokasi "blue line" sebagai tempat pengungsian aman dari tsunami. Robert menegaskan pentingnya peran semua pihak, terutama satuan pendidikan, untuk memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menghadapi bencana.
"Kita semua harus berperan aktif dalam menghadapi potensi bencana. Sekolah-sekolah harus memiliki SOP jelas dalam menghadapi situasi darurat seperti ini," tutup Robert.
(MC Padang / Junee)