AWC 2024 Berkaitan Erat dengan Pembelajaran Mata Kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air

: Dr Ir Sri Sutarni Arifin SHut MSi memberikan pengalamannya saat mengikuti sensus burung air Asia atau Asian Waterbird Cencus (AWC) 2024 yang dilaksanakan Perkumpulan Biodoversitas Gorontalo (BIOTA) pada Minggu (11/2/2024). Menurutnya kegiatan ini sangat penting dan terkait dengan mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air yang juga membahas tentang ekologi dan ekosistem Kawasan Danau Limboto di mana burung migran termasuk di dalamnya.


Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 12 Februari 2024 | 15:21 WIB - Redaktur: Kusnadi - 200


Kabupaten Gorontalo, InfoPublik  - Pengamatan burung yang dilakukan di Danau Limboto sangat erat kaitannya dengan mata kuliah di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.

Hal ini disampaikan Dr Ir Sri Sutarni Arifin SHut MSi, salah seorang peserta sensus burung air Asia atau Asian Waterbird Cencus (AWC) 2024 yang dilaksanakan Perkumpulan Biodoversitas Gorontalo (BIOTA) pada Minggu (11/2/2024).

Pengamatan dan penghitungan burung air berkaitan erat dengan dengan mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air yang juga membahas tentang ekologi dan ekosistem Kawasan Danau Limboto di mana burung migran termasuk di dalamnya.

“Hidupan satwa liar seperti burung, lebah, kupu-kupu dan lain juga menjadi salah satu indikator kualitas suatu wilayah sehingga bisa dianggap layak huni,” kata Sri Sutarni Arifin, Senin (12/2/2024).

Adanya kaitan antara pengamatan burung inilah yang mendorong Sri Sutarni Arifin untuk melibatkan para mashasiswanya terlibat dalam Asian Waterbird Census. Ia mengirimkan 34 orang mahasiswa untuk mengikuti kegiatan sensus burung air Asia yang secara periodik dilaksanakan setiap bulan Januari hingga Februari.

Para mahasiswa ini diminta untuk memahami cara-cara melakukan penghitungan burung air yang dipandu oleh pendamping yang berpengalaman. Menurut Sri Sutarni pelibatan mahasiswa ini akan mendekatkan mereka dengan lingkungannya.

“Bekerja dan berada di Danau Limboto merupakan pembelajaran yang sesungguhnya, mereka memahami kondisi lapangan yang sesungguhnya,” tutur Sri Sutarni.

Berada di lapangan membuat para mahasiswa memahami bagaimana ekosistem bekerja, termasuk potensi berbagai gangguan di dalamnya. Pelibatan mahasiswa sebagai sukarelawan ini secara nyata menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung air serta lahan basah sebagai habitatnya.

Pada AWC 2024 ini, selain Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, kampus dan lembaga lain yang terlibat adalah Fakultas Kehutanan Universitas Gorontalo, Program Studi Konservasi Hutan Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo, Kelompok Studi Lingkungan Archipelago Universitas Negeri Gorontalo, KSK PWK Schediasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, dan Lembaga Pers Mahasiswa Akurat Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, Young Birdwatcher Gorontalo, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo dan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Gorontalo, dan Harry Mimin Cottages. (mcgorontaloprov/rls)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 18 November 2024 | 23:36 WIB
Bentang Alam TNBNW Jadi Habitat Penting Burung Maleo Senkawor
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 18 November 2024 | 15:31 WIB
Panggung Boneka, Sarana Edukasi Konservasi di Festival Maleo Gorontalo 2024
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Jumat, 15 November 2024 | 05:27 WIB
Pj Gubernur Gorontalo Berikan Orasi Ilmiah di Acara Wisuda Mahasiswa UNG
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 26 Oktober 2024 | 17:43 WIB
Pj Gubernur Gorontalo Hadiri Sesi Penandatanganan MoU antara UNG dan BNI
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 26 Oktober 2024 | 06:13 WIB
Guna Meningkatkan Minat Baca Pelajar, Ini Upaya yang Dilakukan Akademisi UNG
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 09:26 WIB
Biota Gelar Lokakarya Pembuatan Konten Media Sosial Berbasis Jurnalistik