Petani Nan Balimo Raih Pembekalan Cara Pemupukan yang Benar

:


Oleh MC KOTA SOLOK, Kamis, 5 September 2019 | 08:58 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 419


Solok, InfoPublik - Pada Budidaya Pertanian, terutama Budidaya Padi Sawah, pemupukan merupakan bagian yang tidak dapat dianggap enteng karena terkait dengan asupan nutrisi tanaman.

Seperti halnya manusia, kekurangan nutrisi akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh terganggu atau kelebihan nutrisi akan menyebabkan pertumbuhan yang tidak seimbang dan tubuh mudah terkena penyakit.

Topik pemupukan inilah yang diangkat oleh Kelompok Tani Bungo Padi Kelurahan Nan Balimo Kota Solok pada lanjutan Sekolah Lapang Padi Tanam Terpadu (SLPTT) pertemuan ketiga bertempat di rumah Meri, salah seorang anggota kelompok, Rabu (4/9/2019).

Bertindak selaku Nara Sumber, Atman Roja, Peneliti Utama dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat dan dipandu oleh Penyuluh Kota, Nazifah dan Ermanto dan Penyuluh Kelurahan, Nike Irawati serta dihadiri oleh Kepala Seksi Penerapan Teknologi, Fathoni Abdillah dan dari Bidang Penyuluhan Ricky.

Kepala Seksi Penerapan Teknologi dalam arahanya meminta kepada seluruh peserta sekolah lapang agar mengikuti sekolah lapang dengan baik sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dan diterapkan di lapangan karena mengikuti sekolah lapang tanpa ada penerapan akan tidak ada manfaatnya.

Sementara itu Atman Roja dalam paparan materi menyampaikan pengertian pemupukan berimbang. “Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara essensial seimbang dan optimum dalam tanah. Tujuannya agar meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah dan menghindari pencemaran lingkungan,”tuturnya.

Selanjutnya narasumber yang sedang dalam studi doktoral di Universitas Andalas ini menerangkan beberapa gejala kekurangan nutrisi N yaitu pada tanaman muda seluruh tanaman menguning, sedangkan pada tanaman tua terlihat nyata pada daun bagian bawah yang berwarna hijau ke kuning-kuningan hingga kuning, Pertumbuhan kerdil dan menguning, daun lebih kecil dibanding daun tanaman sehat, Anakan yang dihasilkan berkurang dan terlambat berbunga tetapi proses pemasakan lebih cepat sehingga kebernasan berkurang dan gabah dari malai yang dihasilkan juga berkurang.

“Pada gejalan kekurangan P akan ditandai Pertumbuhan akar tanaman lambat, tanaman kerdil, daun berwarna hijau gelap dan tegak lurus, lama kelamaan daun berwarna keungu-unguan, anakan sedikit , waktu pembungaan terlambat dan tidak rata, umur tanaman/panen lebih panjang dan gabah yang terbentuk berkurang” Tegas Peneliti Madya Pada BPTP ini,"ujarnya.

Selanjutnya pada gejala kekurangan hara K akan ditandai dengan sebagian akarnya membusuk dan tanaman kerdil, daun layu/terkulai, pinggiran dan ujung daun tua seperti terbakar (daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan/oranye sampai kecoklatan dimulai dari ujung daun terus menjalar ke pangkal daun), anakan berkurang, ukuran dan berat gabah berkurang dan rentan serangan hama dan penyakit serta keracunan besi (Fe).

Untuk selanjutnya, sekolah lapang akan dilanjutkan pada pertemuan keempat yang direncanakan dilaksanakan pada tanggal 25 September 2019 bertempat pada lokasi yang sama dengan materi pengendalian hama dan penyakit.(MC Kota Solok/Eyv)