- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 1 Januari 2025 | 20:49 WIB
: Ketua Posko Harian H+9 Shift I, Capt. Budi Wantoro, menjelaskan Penyelenggaraan Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 terus memastikan kelancaran perjalanan masyarakat. Hingga H+8 mencatat jumlah total penumpang angkutan umum sebanyak 13.967.778 orang. Angka ini mengalami penurunan 10,82% dibandingkan periode Nataru 2023/2024, Jakarta, Jum'at (3/1/2025). Foto. Fatkhurrohim
Oleh Fatkhurrohim, Jumat, 3 Januari 2025 | 11:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 98
Jakarta, InfoPublik – Penyelenggaraan Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 terus memastikan kelancaran perjalanan masyarakat, Jum'at (3/1/2025), digelar di rung rapat Mataram, kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Ketua Posko Harian H+9 Shift I, Capt. Budi Wantoro, menjelaskan berdasarkan data terbaru hingga H+8 Nataru, Jum’at (3/1/2024), pukul 04.00 WIB, mencatat jumlah total penumpang angkutan umum sebanyak 13.967.778 orang. Angka ini mengalami penurunan 10,82% dibandingkan periode Nataru 2023/2024.
Untuk angkutan jalan (bus) tercatat 2.720.965 orang (19,41%) – turun 18,83%, kemudian angkutan penyeberangan sebanyak 2.353.770 orang (16,85%) – turun 25,53%, untuk angkutan laut terdata 1.410.753 orang (10,10%) – naik 23,73%, selanjutnya angkutan udara tertulis 4.077.286 orang (29,19%) – turun 12,98%, dan angkutan kereta api di angka 3.415.004 orang (24,45%) – turun 1,10%.
Beberapa kejadian bencana alam turut memengaruhi pennurunan operasional transportasi, terutama moda udara seperti Gunung Ibu (Halmahera); Status Orange, menutup Bandara Kuabang berdasarkan NOTAMN C0004/25. Rute penerbangan terdampak; W61. Kemudian Gunung Lewotobi Laki-Laki (Flores, NTT), Status Orange, berdampak pada rute W35 dan W42.
Kemudian berdasarkan laporan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mencatat sejumlah aktivitas vulkanik lainnya seperti di Gunung Semeru di Jawa Timur: Debu mengarah ke Timur. Sementara itu Dukono (Maluku Utara): Debu mengarah ke Timur. Dan Gempa Bumi: Gempa berkekuatan magnitudo 5,2 terjadi pukul 12.32 WIB di 130 km Tenggara Tutuyan, Sulawesi Utara, dirasakan hingga Manado.
Pengawasan transportasi selama Nataru dilakukan melalui Sistem Informasi Transportasi Terintegrasi (STRATEGI) dengan titik pantau mmeliputi 113 terminal, 264 pelabuhan laut, 23 pelabuhan penyeberangan, 56 bandar udara, 450 stasiun kereta api, 42 gerbang tol dan 48 ruas jalan arteri Jabodetabek.
Meski jumlah penumpang angkutan umum menurun, lonjakan pengguna angkutan laut menjadi fokus utama. Namun, tantangan seperti aktivitas vulkanik dan gempa bumi tetap memerlukan perhatian ekstra untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat.