- Oleh Wahyu Sudoyo
- Kamis, 20 Februari 2025 | 00:34 WIB
: Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid dan Menteri PKP Maruarar Sirait dalam Rapat Koordinasi Penanganan Banjir dan Perlindungan Pesisir di Kantor Kemenko IPK, Jakarta (Ristyan Mega Putra/ Biro Komunikasi Publik Kementerian PKP)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 20 Maret 2025 | 06:03 WIB - Redaktur: Untung S - 310
Jakarta, InfoPublik - Rencana pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksaksa sebagai solusi ampuh bencana banjir rob akibat abrasi dan penurunan tanah didukung Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukimen (Kementerian PKP)
"Kami siap mendukung rencana pembangunan giant sea wall guna mengatasi banjir rob akibat abrasi dan penurunan tanah,” ujar Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP), Maruarar Sirait, dalam keterangannya terkait Rapat Koordinasi Penanganan Banjir dan Perlindungan Pesisir di kantor Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Jakarta, pada Rabu (19/3/2025).
Maruarar menegaskan, Kementerian PKP siap mendukung kebijakan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengambil langkah strategis ini, sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto bahwa negara harus hadir untuk menjawab setiap persoalan yang dihadapi masyarakat.
Ia mengusulkan agar pembangunan giant sea wall memiliki konsep yang utuh sehingga bisa menarik investor baik dari dalam dan luar negeri serta memperhatikan aspek lingkungan, pembiayaan, partisipasi publik, dasar hukum, hingga desain yang baik
“Dalam pembangunan giant sea wall tetapi tidak boleh reaksioner, harus memiliki konsep komprehensif, dan pelibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan setiap kebijakan yang akan dilaksanakan,” jelasnya.
Menurut Maruarar, pembangunan giant sewa wall bisa menjadi pintu masuk investasi dari dalam dan luar negeri. Namun, ia mengingatkan agar proyek ini harus membawa manfaat bagi negara dan rakyat, dengan mempersiapkan langkah antisipasi relokasi hunian bagi masyarakat terdampak.
“Jadi membuat satu desain yang utuh ini mungkin kalau saran saya boleh dari Bappenas, tapi juga harus membuka ruang untuk konsultan-konsultan yang bagus dari kelas-kelas dunia seperti Belanda atau Dubai sehingga bisa punya perencanaan hal-hal yang baik itu bisa kita ambil dari sana,” jelas Menteri PKP.
Sementara itu, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan bahwa pihaknya baru melakukan pembahasan awal untuk pembangunan giant sea wall.
Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan juga akan melakukan integrasi dan pemuktahiran semua studi-studi soal giant sea wall yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.
"Pembangunan giant sea wall akan kami kerjakan secara paralel. Misal pesisir utara Jawa tak semua jadi prioritas nomor satu. Ada beberapa yang masih bisa pendekatan lain, ada gray solution dan green solution. Bisa green solution pake mangrove dan sebagainya atau kombinasi beton dan green solution," tutup Menko IPK.
Turut hadir dalam rapat ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, serta perwakilan dari Kementerian Keuangan dan BNPB.