- Oleh Wandi
- Sabtu, 24 Mei 2025 | 14:21 WIB
: Menteri Agama Nasarudin Umar dalam sebuah acara sosialisasi Asta Protas (8 Program Prioritas) 2025 – 2029 Kementerian Agama RI di Jakarta, Kamis (6/3/2025)./Foto Wandi/InfoPublik
Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama (Menag) Nasarudin Umar menegaskan bahwa salah satu pekerjaan rumah utama yang harus diselesaikan saat ini adalah memastikan para penceramah dan pemuka agama tidak mengajarkan kebencian atau mempertegas perbedaan, melainkan lebih mengedepankan ajaran cinta dan kasih sayang dalam dakwah mereka.
"Kita harus memastikan bahwa dalam kurikulum keagamaan, nilai-nilai cinta kasih lebih dominan dibandingkan ajaran yang berpotensi memperkuat perbedaan. Dengan demikian, kita bisa membangun masyarakat yang lebih harmonis," ujar Nasarudin Umar dalam sebuah acara sosialisasi Asta Protas (8 Program Prioritas) 2025 – 2029 Kementerian Agama RI di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Menurutnya, Kementerian Agama (Kemenag) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat. Kemenag sendiri memiliki sejarah panjang sebagai lembaga hasil negosiasi pada masa awal kemerdekaan. Keberadaannya merupakan bagian dari protokol yang dirumuskan dalam pembentukan negara, sehingga tugasnya dalam menjaga keharmonisan umat beragama menjadi sangat krusial.
Menteri Agama juga menekankan bahwa semakin dalam seseorang memahami ajaran agamanya, maka semakin tinggi pula tingkat toleransinya terhadap perbedaan. Sebaliknya, jika umat semakin berjarak dengan ajaran agama, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara nilai-nilai agama dan perilaku masyarakat.
"Semakin umat berjarak dengan ajaran agamanya, maka semakin besar kemungkinan terjadi penyimpangan antara apa yang diajarkan agama dengan perilaku umatnya. Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi kita semua," tambahnya.
Untuk itu, Kemenag terus mendorong berbagai program penguatan moderasi beragama agar masyarakat dapat semakin dekat dengan nilai-nilai luhur dalam ajaran agama. Dalam konteks ini, Kemenag juga mendukung inisiatif untuk memperkuat sinergi antarumat beragama demi membangun Indonesia yang lebih damai dan toleran.
Beberapa bulan yang lalu, pemerintah memperkenalkan sebuah inisiatif baru, yaitu pembentukan Asosiasi Imam-Imam Besar, sebagai upaya untuk lebih mengoordinasikan peran para pemuka agama dalam menjaga keharmonisan di masyarakat.
"Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemuka agama untuk berdialog, berbagi pengalaman, dan menyusun strategi dalam memperkuat ajaran agama yang penuh kedamaian dan kasih sayang," kata Nasarudin.
Sebagai penutup, Menteri Agama mengajak seluruh masyarakat untuk semakin mendekatkan diri dengan ajaran agama yang sesungguhnya, agar bisa berjalan seiring dengan nilai-nilai kemanusiaan dan membangun kehidupan yang lebih harmonis.