- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Rabu, 4 Desember 2024 | 15:47 WIB
: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama dengan seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Layanan Khusus akan melaksanakan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 3 Desember 2024 | 07:49 WIB - Redaktur: Untung S - 113
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Layanan Khusus akan melaksanakan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 pada Selasa, 3 Desember 2024, di Ballroom Sutasoma Jakarta.
Hari Disabilitas Internasional (HDI) pertama kali ditetapkan pada 1992, sebagai bentuk pengakuan terhadap hak penyandang disabilitas oleh Majelis Umum PBB melalui resolusi 47/3. Upaya ini menjadi landasan penting dalam komitmen global untuk membangun kepedulian dan mewujudkan kemandirian serta kesejahteraan bagi teman-teman disabilitas di seluruh dunia.
Baharudin, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kemendikdasmen, menyatakan bahwa peringatan HDI bertujuan untuk memperkuat wawasan masyarakat terkait persoalan-persoalan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, sekaligus memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan martabat, hak, dan kesejahteraan mereka.
“Berdasarkan hasil survei persepsi publik mengenai Pendidikan Inklusi, pengetahuan masyarakat masih berada pada angka 52 persen. Agenda utama peringatan ini adalah untuk memperluas informasi mengenai inklusi, kesetaraan kesempatan, dan pemberdayaan penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi sosial,” jelas Baharudin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12/2024).
Baharudin menegaskan bahwa sangat penting untuk memahami bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Melalui dukungan, aksesibilitas, dan kebijakan inklusif, hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas dapat diminimalkan, sehingga mereka dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik.
Tema peringatan HDI 2024 ini bertujuan untuk mendorong kesadaran bahwa pendidikan di Indonesia harus lebih inklusif, memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi diri dan berkarya tanpa batas.
“Dengan tema ini, kami ingin memastikan bahwa ruang pendidikan di Indonesia menyamakan persepsi dalam mengembangkan potensi setiap individu, tanpa terkecuali penyandang disabilitas, agar mereka dapat bersinar dan mengeksplorasi potensi positif yang dimiliki,” ungkap Baharudin.
Agenda ini dilaksanakan sebagai langkah bersama untuk mempromosikan dan menguatkan pemahaman tentang inklusi pendidikan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran tentang pentingnya kesetaraan, kesempatan, dan ruang bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk berkarya dan bekerja, serta mendorong semangat masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan iklim yang inklusif.
Peringatan HDI 2024 juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan belajar inklusif bagi seluruh peserta didik, tanpa memandang kondisi fisik atau latar belakang. Acara ini akan menggabungkan seni, budaya, dan edukasi, guna menciptakan generasi yang memahami keberagaman serta dapat tumbuh dengan semangat untuk berkarya demi bangsa.
HDI 2024 dihadiri oleh orang tua, pengawas, kepala sekolah, guru, mitra, komunitas, dan stakeholder terkait yang memiliki komitmen untuk mendukung pendidikan inklusif di Indonesia.
Pada tingkat internasional, 3 Desember 2024, WHO bersama mitra di seluruh dunia memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas dengan tema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan.”
Agenda WHO kali ini bertujuan untuk memperkuat peran penyandang disabilitas dalam sektor kesehatan. Dengan melibatkan penyandang disabilitas dalam proses pengambilan keputusan di sektor ini, diharapkan dapat mendorong perubahan menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
WHO juga menerbitkan alat perencanaan strategis sistem kesehatan baru yang memungkinkan keterlibatan penyandang disabilitas, dengan pendekatan berbasis hak asasi manusia. Data menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mencakup 16% dari populasi global, namun mereka sering kali menghadapi hambatan besar, seperti diskriminasi, stigma, atau pengecualian dari kesempatan pendidikan dan pekerjaan.
WHO menyadari bahwa memperkuat kepemimpinan penyandang disabilitas sangat penting untuk mewujudkan tujuan kesehatan global, mendorong pemerataan kesehatan, dan membangun masa depan yang lebih inklusif serta berkelanjutan bagi semua.