- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Senin, 2 Desember 2024 | 10:47 WIB
: Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 2 Desember 2024 | 10:50 WIB - Redaktur: Untung S - 122
Jakarta, InfoPublik — Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mengungkapkan bahwa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia harus memiliki kemampuan untuk bersaing dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas bagi masa depan negara. Hal itu terkait dengan kekhawatiran yang berkembang di masyarakat mengenai asumsi bahwa SMK justru menjadi penyumbang angka pengangguran.
Atip menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Angka pengangguran saat ini, menurutnya, lebih disebabkan oleh ketidakmampuan SDM untuk bersaing, bukan karena pendidikan di SMK. Oleh karena itu, Presiden Prabowo berkomitmen untuk mendukung program Asta Cita yang memberikan fasilitas bagi sekolah, termasuk SMK, agar tidak ada lagi sekolah yang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Program ini bertujuan untuk mencetak lulusan dengan daya saing tinggi yang dapat diterima di universitas terbaik dunia.
"Komitmen ini akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, implementasi tanggung jawab peradaban atau profesi, yang mencakup kegiatan pramuka, upacara hari Senin, serta peningkatan literasi dan sains," ujar Atip Latipulhayat, dalam kunjungannya ke SMK 1 Negeri Karawang pada Senin (2/12/2024).
Selain peningkatan kualitas pendidikan, Wamendikdasmen juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Atip mengungkapkan, pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan kebiasaan akademik, tetapi juga dengan kebiasaan sehari-hari yang bisa membentuk karakter siswa. Kebiasaan seperti bangun pagi, beribadah, sarapan pagi, berolahraga, membaca, dan berinteraksi baik dengan masyarakat diharapkan menjadi landasan nilai-nilai positif yang dapat ditanamkan sejak dini.
"Karakter yang kuat akan menjadikan bangsa yang kuat. Oleh karena itu, kebiasaan-kebiasaan tersebut harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari siswa," lanjut Atip.
Atip memaparkan bahwa implementasi pendidikan karakter di SMK dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, integrasi nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Kedua, pembinaan oleh guru dan tenaga kependidikan yang menjadikan guru sebagai teladan dan fasilitator dalam pendidikan berkarakter. Ketiga, keterlibatan orang tua dan masyarakat yang memiliki peran penting dalam mendidik anak. Keempat, pemanfaatan lingkungan sekolah yang kondusif sebagai tempat belajar untuk membentuk karakter siswa.
Atip juga menyampaikan bahwa, selain pendidikan karakter dan kualitas tenaga pendidik, pemanfaatan teknologi yang bijak dalam pendidikan sangat penting. Menurutnya, teknologi harus digunakan untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), penuh kesadaran (mindful learning), dan menyenangkan (joyful learning). Ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia tidak hanya mengutamakan kualitas akademik tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.
Hikmat Zakky Almubaroq, Kepala Program Studi Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan, menegaskan bahwa Indonesia, dengan segala kekayaannya, harus siap menghadapi berbagai ancaman yang bisa datang dari berbagai sisi. Oleh karena itu, keamanan dan kualitas pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting. "Karakter anak muda yang kuat di masa depan sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan internasional," ungkap Hikmat.
Pendidikan di SMK dan pendidikan karakter adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam membangun SDM yang berkualitas di Indonesia. Dengan komitmen pemerintah yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan karakter siswa, Indonesia diharapkan dapat menghasilkan generasi yang siap bersaing di tingkat global. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia pendidikan dan pertahanan, akan memperkuat upaya ini, agar Indonesia dapat menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan penuh potensi.