Pentingnya Regenerasi dalam Industri Fesyen Indonesia di IGHF 2024

: Kepala BPJPH Aqil Irham bersama Anggota APPMI saat jumpa pers Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) 2024. /Foto Istimewa/Humas BPJPH Kemenag


Oleh Wandi, Selasa, 10 September 2024 | 22:22 WIB - Redaktur: Untung S - 199


Jakarta, InfoPublik – Penyelenggaraan Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menyoroti pentingnya regenerasi dalam industri fesyen Indonesia, khususnya dalam mempromosikan produk-produk berbasis budaya seperti lurik dan tenun halal ke pasar global.

Nani Rahma, pendiri dan pelopor APPMI serta desainer senior Indonesia, menyampaikan pandangannya mengenai peran desainer senior dalam membimbing generasi muda.

"Dalam industri ini, penting bagi desainer senior untuk memberikan contoh kepada adik-adik desainer. Saya merasa 'dipaksa' untuk terus berkontribusi, dan untuk itu, saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan. Kesempatan ini sangat berharga, dan kami akan memanfaatkannya sebaik mungkin," ujar Nani Rahma di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Ia juga berbagi pengalaman pribadinya selama bertahun-tahun berkecimpung dalam industri Fesyen, baik di dalam maupun luar negeri. Nani menekankan bahwa memahami preferensi dan tren fashion di berbagai benua, terutama di Eropa dan Amerika, sangatlah penting.

"Selera fashion antara yang berkulit putih di Eropa dan Amerika berbeda jauh dengan kita. Oleh karena itu, kita harus belajar dan menyesuaikan desain kita dengan selera pasar global. Misalnya, desain batik dengan warna hitam dan coklat yang kita sukai di sini, mungkin kurang diminati di sana. Kita harus terus belajar dan berinovasi," imbuhnya.

Nani juga mencatat pentingnya memahami selera pasar internasional dan bagaimana produk-produk Indonesia, terutama yang berbasis budaya, dapat diterima di pasar global. Ia memberikan contoh tentang bagaimana beberapa produk tenun dan lurik yang diperkenalkan di pasar internasional mulai mendapatkan apresiasi, meskipun ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.

Sementara itu, desainer muda APPMI, Rani Pasodjo, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan untuk mempromosikan lurik berbahan benang bersertifikat halal di pasar internasional.

"Sebagai desainer muda yang baru tujuh tahun bergabung dengan APPMI, kesempatan ini sangat berharga. Selama 15 tahun saya telah memegang lurik sebagai fokus utama, dan sekarang lewat fashion, mempromosikan lurik ke pasar internasional menjadi lebih mudah," kata Rani.

Rani juga menjelaskan bahwa produk lurik yang diproduksi dengan teknologi modern kini dapat mencapai produksi harian sebesar 2.500 meter. Tantangan utamanya adalah bagaimana memasarkannya dalam skala besar, baik melalui platform online maupun offline, yang semakin ramai setelah pandemi.

"Kami terus berusaha memperluas pasar untuk produk lurik ini, dan alhamdulillah, pesanan selalu ada. Selain itu, kami juga melayani pesanan seragam umrah yang berbahan lurik, dan selama lima tahun ini pesanan selalu stabil," tambah Rani.

Kolaborasi antara desainer senior dan muda sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan industri fashion Indonesia. Dengan bimbingan dari para senior, desainer muda diharapkan dapat membawa warisan budaya Indonesia ke panggung global, sekaligus terus berinovasi sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Selasa, 10 September 2024 | 19:17 WIB
Sertifikasi Halal: Kunci Sukses Produk Indonesia di Pasar Global
  • Oleh Wandi
  • Selasa, 10 September 2024 | 19:06 WIB
Poppy Dharsono Dorong Indonesia Menjadi Pemimpin Fesyen Halal Global