- Oleh Wandi
- Selasa, 26 November 2024 | 22:53 WIB
: Poppy Dharsono, desainer senior dan pelopor fashion di Indonesia, /Foto Wandi/InfoPublik
Jakarta, InfoPublik – Poppy Dharsono, desainer senior dan pelopor fesyen di Indonesia, menekankan pentingnya Indonesia menjadi pemimpin dalam industri fesyen halal global. Ia menyampaikan bahwa sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia harus mampu memimpin di rumah sendiri setelah selama 30 tahun berada di bawah bayang-bayang kota mode seperti Milan.
"Kita sudah terlalu lama berada di bawah pengaruh Milan. Saatnya kita menunjukkan kekuatan kita sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. fesyen halal harus menjadi daya tarik utama, dan kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Poppy Dharsono dalam jumpa pers Indonesia Global Halal Fashion di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Poppy juga menjelaskan bahwa kain halal, yang telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), merupakan inovasi penting karena tidak mengandung zat dari hewan. Hal itu sangat relevan bagi umat Muslim yang ingin menjalankan ibadah haji dan umrah dengan tenang, karena pakaian yang dikenakan telah disertifikasi halal.
"Proses produksi kain halal ini tidak mengandung zat dari hewan, sehingga sangat sesuai dengan keyakinan umat Muslim, terutama bagi mereka yang ingin menjalankan ibadah haji dan umrah. Sertifikasi halal dari BPJPH memberikan jaminan ini,” jelas Poppy.
Poppy juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Kerajaan Oman dalam memproduksi kain halal yang lembut tanpa menggunakan zat dari hewan, yang umumnya digunakan dalam proses pelunakan kain.
“Kerja sama dengan Kerajaan Oman sangat strategis, terutama dalam memproduksi kain halal yang lembut tanpa zat dari hewan. Ini adalah inovasi besar, karena biasanya kain lembut diproses menggunakan zat dari hewan. Namun, dengan teknologi yang kita miliki, kita bisa menghasilkan kain yang sama lembutnya namun tetap halal,” ujarnya.
Poppy menekankan bahwa BPJPH memainkan peran penting dalam mendorong industri fesyen halal, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional, seperti di Paris dan London. “BPJPH menjalankan fungsinya dengan baik. Fashion halal Indonesia mulai diakui di kota-kota mode internasional seperti Paris dan London,” tambahnya.
Lebih lanjut, Poppy menegaskan bahwa kain halal yang diproduksi di Indonesia tidak hanya memenuhi standar halal, tetapi juga ramah lingkungan dan sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Ini menjadikan produk halal Indonesia diterima oleh konsumen non-Muslim juga.
“Kain halal kita sudah eco-friendly dan sesuai dengan SDGs, sehingga bisa diterima oleh masyarakat global. Ini adalah langkah besar bagi Indonesia untuk menjadi anggota komunitas fashion global yang lebih luas,” kata Poppy.
Poppy juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam memajukan industri fashion halal di Indonesia. Ia menekankan bahwa produksi kain halal bisa dilakukan secara massal dengan menggunakan bahan baku lokal seperti biji kapas, yang akan mengurangi ketergantungan pada bahan impor dan memberdayakan industri lokal.
“Kita bisa memproduksi kain halal secara massal dengan menggunakan bahan baku lokal, seperti biji kapas. Ini adalah kesempatan besar bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan memimpin industri fashion halal dunia,” tegas Poppy.
Poppy berharap dengan langkah-langkah itu, Indonesia bisa menjadi pusat fashion halal dunia dan terus mengembangkan industri ini ke arah yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.
Menutup pernyataannya, Poppy menekankan bahwa fesyen halal tidak hanya soal pakaian, tetapi juga tentang menggunakan produk yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan ramah lingkungan. "Fesyen halal adalah tentang bagaimana kita menggunakan produk yang halal dan sesuai dengan nilai-nilai kita, baik dalam konteks agama maupun lingkungan,” pungkasnya.