- Oleh Wandi
- Jumat, 7 Februari 2025 | 13:37 WIB
: Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman memimpin Rapat Koordinasi dengan seluruh KONI Provinsi secara virtual pada Senin 20 Januari 2025. /Foto Istimewa/Humas KONi Pusat
Jakarta, InfoPublik – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, mengungkapkan bahwa PON XXII/2028, yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, akan difokuskan pada cabang olahraga Olimpiade.
Pernyataan tersebut disampaikan Marciano dalam Rapat Koordinasi dengan seluruh KONI Provinsi secara virtual pada Senin (20/1/2025).
Marciano menjelaskan bahwa KONI Pusat saat ini sedang menyusun dan memfinalisasi cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON 2028. "Kami juga mendengarkan masukan dari tuan rumah dan pimpinan cabang olahraga," ujar Marciano, yang memastikan bahwa pemilihan cabang olahraga akan tetap mempertimbangkan relevansi dengan kebutuhan olahraga nasional.
Sebagai bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan olahraga di Indonesia, KONI Pusat juga merancang multievent terobosan untuk cabang-cabang olahraga yang tidak dipertandingkan di PON 2028. Multievent ini akan diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan meliputi:
Marciano juga menjelaskan bahwa IMAG yang kedua akan diadakan pada 2025, dengan Kudus yang telah bersedia menjadi tuan rumah. Namun, mengingat Kudus belum mampu menampung 18 cabang olahraga bela diri, pihak KONI Pusat sedang mencari mitra tuan rumah lainnya.
“Pada 2025 kita coba menyelenggarakan IMAG kedua, dan Kudus telah bersedia menjadi tuan rumah. Namun, karena Kudus belum mampu menampung 18 cabang olahraga bela diri, kita sedang mencari mitra tuan rumahnya,” jelas Marciano, berharap IMAG dapat berjalan seiring dengan Kejurnas (Kejuaraan Nasional).
Selain itu, Marciano menekankan pentingnya memanfaatkan venue PON yang sudah dibangun, serta mendorong KONI yang pernah menjadi tuan rumah PON untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan olahraga. Dengan begitu, KONI Pusat berharap bahwa seluruh infrastruktur yang sudah ada bisa dimanfaatkan dengan baik dalam rangka meningkatkan kualitas olahraga di Indonesia.
Dalam rapat tersebut, pembahasan juga mencakup perkembangan terkait Permenpora Nomor 14/2024 yang mengatur tata kelola olahraga nasional. Marciano mengakui adanya keresahan di kalangan anggota KONI Pusat, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga induk cabang olahraga. Menanggapi hal ini, KONI Pusat telah mengajukan permohonan revisi kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
“Bapak Menpora merespon dengan sangat positif, menunjukkan bahwa ruang untuk revisi terbuka lebar,” ungkap Marciano, menceritakan hasil pertemuannya dengan Menpora, yang menunjukkan keseriusan dalam merespons masukan dari KONI.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengatasi tantangan dan memperkuat koordinasi antara KONI Pusat dan seluruh KONI Provinsi demi kemajuan olahraga nasional. Dengan adanya kerja sama dan kolaborasi yang lebih erat, Marciano optimis bahwa olahraga di Indonesia dapat berkembang pesat dan berprestasi lebih tinggi di kancah internasional.