- Oleh MC KAB BENGKALIS
- Kamis, 21 November 2024 | 22:30 WIB
: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menampilkan gelar wicara dengan tajuk “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” sebagai rangkaian acara Pameran Kriyanusa 2024. Gelar wicara berlangsung di Panggung Utama Jakarta Convention Center (JCC), Senayan (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 2 September 2024 | 07:05 WIB - Redaktur: Untung S - 319
Jakarta, Infopublik — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara Gelar Wicara dengan tajuk “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” sebagai rangkaian dari Pameran Kriyanusa 2024. Gelar wicara ini berlangsung di Panggung Utama Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (31/8/2024).
Acara ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang, Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Maria Devita, serta desainer muda, pengusaha, dan influencer, Ariy Arka.
Dalam paparannya, Plt Dirjen Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengungkapkan bahwa Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya merupakan program khusus dari Kemendikbudristek melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Program ini juga merupakan kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang telah berjalan sejak tahun 2020.
“Setidaknya ada dua dampak penting dari PKW. Pertama, melahirkan wirausaha muda yang tidak hanya sukses menghasilkan uang, tetapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. Kedua, PKW membawa kebanggaan terhadap budaya, dengan mengangkat kearifan lokal, menghasilkan karya yang berkualitas, dan memberikan dampak ekonomi bagi daerah tersebut,” jelas Tatang.
Tatang menambahkan bahwa PKW terus melakukan ekspansi dan berupaya menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia. PKW dapat diikuti oleh masyarakat berusia 15 hingga 25 tahun yang tidak sedang bersekolah. Para peserta akan mendapatkan bimbingan wirausaha selama satu bulan, diharapkan mampu menggugah semangat dan potensi mereka dalam berwirausaha.
Dalam Pameran Kriyanusa 2024, Kemendikbudristek menampilkan stan yang berisikan karya dari lulusan PKW mulai tahun 2021 hingga 2023. “Stan tersebut juga merepresentasikan kain tenun dari barat hingga timur Indonesia,” tambah Tatang.
Tatang berharap generasi muda semakin banyak yang berpartisipasi dalam program PKW di masa mendatang. “Dalam menjalani usaha pasti ada tantangan. Oleh karena itu, PKW Kemendikbudristek memberi peluang kepada generasi muda untuk terus mengasah kemampuan diri agar menjadi wirausaha muda yang tangguh, hebat, dan inspiratif,” tuturnya.
Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang, mengungkapkan bahwa PKW telah memberikan dampak positif bagi generasi muda di Kabupaten Samosir dalam bidang tenun, serta memberikan bekal masa depan yang cerah bagi mereka. Pada tahun 2022, PKW pertama kali diikuti oleh 20 peserta, kemudian bertambah menjadi 50 peserta pada tahun 2023 dan 2024.
“Pemerintah Kabupaten Samosir mengapresiasi kerja sama Kemendikbudristek dengan Dekranasda Kabupaten Samosir. Dengan adanya PKW, warga Kabupaten Samosir tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk belajar menenun. Mereka mendapatkan bimbingan secara gratis dan difasilitasi dengan alat tenun yang telah disediakan,” ujar Rohana.
Ia juga menyampaikan bahwa beberapa lulusan PKW di Kabupaten Samosir telah berhasil mendapatkan pembeli dari luar Pulau Sumatra, termasuk pelanggan di Jakarta dan beberapa daerah di Pulau Jawa. Kesuksesan ini didorong oleh keterampilan mereka dalam mempromosikan karya melalui media digital seperti WhatsApp, Instagram, dan media sosial lainnya.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Samosir juga terus melakukan pendampingan kepada peserta dan lulusan PKW. Kami selalu mengawasi dan menanyakan kendala yang dihadapi serta memberikan solusi atas keluhan yang muncul,” tambah Rohana.
Ia berharap bahwa program PKW Tekun Tenun di Kabupaten Samosir terus memberikan dampak positif bagi generasi muda dalam mengembangkan keterampilan menenun, sehingga dapat menurunkan angka pengangguran di daerah tersebut.
“Selain meningkatkan pendapatan, kami berharap PKW dapat menjaga regenerasi penenun di Kabupaten Samosir. Ke depannya, semoga semakin banyak penenun muda yang menghasilkan karya berkualitas dan meningkatkan ekonomi Kabupaten Samosir,” ujarnya.
Maria Devita, salah satu lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, juga merasakan dampak positif dari program ini. Devita, yang belajar menenun dari ibunya, kini telah berhasil membuat ratusan karya tenun dan memasarkannya melalui media daring dan luring.
“Rasanya sangat senang dan bangga bisa mengikuti PKW. Banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan, yang menjadi bekal bagi saya untuk berwirausaha ke depannya,” ungkap Devita.
Salah satu karya tenun Devita yang bermotif Nagalam sepanjang empat meter, dibuat dalam waktu satu minggu. Motif Nagalam ini merupakan salah satu cerita kearifan lokal yang diangkat dari daerahnya.
“Puji syukur, penjualan kain tenun saya sudah sampai ke luar NTT. Hal ini dapat saya capai karena selain menggunakan WhatsApp, saya juga mempromosikan kain tenun saya melalui Facebook. Saya berharap PKW ke depannya dapat semakin berkembang,” tutur Devita.