- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Selasa, 3 Desember 2024 | 07:49 WIB
: Dalam upaya menguatkan penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sekolah Dasar se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 5 November 2024 | 18:21 WIB - Redaktur: Untung S - 202
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sekolah Dasar se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Acara ini dilaksanakan di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla dan berlangsung dari tanggal 3 hingga 5 November 2024.
FTBI tahun ini merupakan edisi keempat sejak dimulainya program Revitalisasi Bahasa Daerah. Acara ini mengundang 293 peserta, 28 guru pendamping, dan 16 juri yang terdiri dari pakar bahasa, sastrawan, serta pegiat budaya daerah.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, menegaskan bahwa pengajaran bahasa daerah kepada generasi muda adalah langkah penting dalam menjaga warisan budaya. “Anak-anak yang memulai pendidikan mereka dengan bahasa ibu akan memiliki langkah awal yang lebih baik, berpotensi berprestasi lebih tinggi dibandingkan mereka yang menggunakan bahasa baru di sekolah,” ujar Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik pada Selasa (5/11/2024).
Ganjar juga memaparkan hasil penelitian dari para pakar bahasa yang menunjukkan bahwa belajar bahasa ibu dapat mengoptimalkan kecerdasan dan kognitif anak. “Pembelajaran bahasa ibu dapat menstimulasi otak anak, memfasilitasi pemikiran abstrak, dan mempermudah mereka menguasai bahasa lain. Selain itu, penggunaan bahasa ibu sejak dini menumbuhkan rasa hormat terhadap lawan bicara, mengembangkan kecerdasan emosional dan empati, serta memperkuat identitas budaya,” tuturnya.
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari tiga provinsi yang dijadikan percontohan awal dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah, bersama Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat pada 2021. Ganjar juga menyampaikan pesan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang mencanangkan semboyan “Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia,” yang sejalan dengan Trigatra Bangun Bahasa: “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.”
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Dewi Pridayanti, memberikan apresiasi yang mendalam kepada semua peserta, pendamping, dan juri yang mendukung keberlanjutan program Revitalisasi Bahasa Daerah. FTBI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa ibu di kalangan siswa, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang.
Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Iqbal Najamuddin, menambahkan bahwa bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga merupakan identitas budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan warisan nenek moyang. “Program Revitalisasi Bahasa Daerah adalah bentuk komitmen untuk menjaga dan menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa daerah. Melalui Festival Tunas Bahasa Ibu ini, kami mengajak anak-anak kita untuk mencintai dan bangga terhadap bahasa daerah serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya,” ungkap Iqbal.
FTBI diharapkan dapat menjadi pemantik kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah untuk menjaga keberlanjutan pelestarian bahasa dan sastra daerah. Dengan adanya FTBI, generasi muda diharapkan mampu menjaga dan mengembangkan bahasa serta sastra daerah mereka secara kreatif, sekaligus memperkuat identitas bangsa dalam menghadapi tantangan era globalisasi.