Pemangku Kepentingan Diingatkan untuk Serap Aspirasi Pengembangan Regulasi AI

: Wamenkominfo Nezar Patria (Humas Kominfo)


Oleh Wahyu Sudoyo, Minggu, 30 Juni 2024 | 10:08 WIB - Redaktur: Untung S - 100


Jakarta, InfoPublik - Pemangku kepentingan teknologi Indonesia diingatkan untuk menyerap seluruh aspirasi Masyarakat dalam pengembangan kebijakan terkait pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) agar dapat optimal dalam mengambil manfaatnya.

"Saya titip agar dapat menyerap aspirasi tentang masa depan regulasi AI di Indonesia serta menggali kebijakan afirmatif seperti apa yang perlu dilakukan agar Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari AI secara optimal," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Keynote Speaker Diskusi Publik Bisnis Indonesia: Membangun Regulasi Tata Kelola AI untuk Indonesia: Substansi dan Proyeksi di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Menurut Nezar, pengembangan teknologi AI memberikan peluang bagi negara-negara di wilayah Selatan (Global South), termasuk Indonesia.

Selain dapat menjembatani kesenjangan digital, pemanfatan AI dalam sektor ekonomi dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi usaha.

"Dan kita saksikan sekarang adopsi AI banyak sekali dilakukan oleh korporasi-korporasi mulai dari customer service sampai dengan pengolaan data, baik untuk kepentingan marketing, produksi, dan lain sebagai macamnya," tuturnya. 

Wamenkominfo mengatakan, data Tim Riset Microsoft Quantum menunjukkan, teknologi AI berhasil memproses screening 32 juta material komputer kuantum secara radikal dan cepat.

Namun demikian, ada kendala yang dihadapi negara Global South, seperti keterbatasan infrastruktur AI, pendanaan, dan keterbatasan transfer of knowledge dari negara pengembang AI di wilayah ini, yang memicu kesenjangan  kapasitas sumberdaya manusia. 

“Transfer of knowledge dalam arti bagaimana bisa masuk lebih jauh ke dalam global supply chain dalam produksi ini kelihatannya menjadi tantangan untuk ke depan agar kita tidak hanya menjadi pasar saja untuk pengembangan AI ini," jelas dia.

Nezar optimistis Indonesia akan mampu beradaptasi dan memodifikasi inovasi eksisting seperti teknologi AI, dengan berperan sebagai negara pengembang AI di tingkat global.

Hal ini termasuk menjadi pusat atau hub untuk pengembangan semi konduktor untuk teknologi AI di level regional seperti Malaysia.

"Jika secara konsisten menekankan pelaksanaan transfer teknologi dan transfer pengetahuan, ini penting sekali saya kira dalam strategi pengembangan AI ke depan," kata Wamenkominfo menandaskan.

Turut hadir dalam acara itu, Direktur Eksekutif ELSAM Wahyudi Djafar, Ketua LPPM Unika Atma Jaya Jakarta Sih Yuliana Wahyuningtyas, Director Government Affairs Microsoft Indonesia & Brunei Darussalam Ajar Edi, Chief Technology Officer INDICO Dios Kurniawan, dan Head of Unit Social and Human Sciences UNESCO Undral Ganbaatar. 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 4 Juli 2024 | 15:18 WIB
BRIN dan BPOM Manfaatkan AI untuk Pengawasan Pre-Market Pangan Olahan
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 30 Juni 2024 | 10:08 WIB
Semangat Transformasi Digital Tak Surut Akibat Serangan Siber
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 30 Juni 2024 | 10:07 WIB
WamenKominfo Ajak Semua Pihak Ambil Pelajaran dari Insiden PDNS Dua
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 30 Juni 2024 | 10:06 WIB
Menkominfo Ajak Semua Pihak Saling Mengingatkan Bahaya Judi Online
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 21 Maret 2024 | 15:31 WIB
Wamenkominfo Ungkap Tantangan Negara Berkembang di Era Digital