WamenKominfo Ajak Semua Pihak Ambil Pelajaran dari Insiden PDNS Dua

: Wamenkominfo Nezar Patria (Humas Kominfo)


Oleh Wahyu Sudoyo, Minggu, 30 Juni 2024 | 10:07 WIB - Redaktur: Untung S - 106


Jakarta, InfoPublik – Semua pihak diajak mengambil pelajaran penting dari Insiden serangan ransomware Brain Cipher pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Dua di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, agar tidak terulang lagi kedepan.

"Kita jangan kalah atau pun kita jangan mundur hanya gara-gara insiden ini. Tentu saja kita harus belajar banyak, kita harus membuat satu sistem yang menutup semua kemungkinan kejadian-kejadian yang sama terulang lagi," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Pameran Ilustrasiana Kompas Gramedia, di Bentara Budaya, Jakarta, pada Selasa (25/6/2024).

Nezar memastikan, Kementerian Kominfo akan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi di dunia siber di masa yang akan datang.

“Tentu saja kita tidak demikian gampang bisa ditakut-takuti gitu. Kita coba melakukan mitigasi dan kita juga coba melakukan penyelidikan dan tentu saja tindakan-tindakan akan diambil," tegasnya.

Menurut Wamenkominfo, Indonesia telah memiliki beberapa pedoman yang telah dibuat berkaitan dengan keamanan siber.

Namun demikian, upaya peretasan dari peretas dalam dan luar negeri diperkirakan masih akan terus terjadi. 

"Sebetulnya pedoman-pedoman ini sudah dibuat ya. Tetapi tentu saja yang namanya upaya untuk meretas, menciptakan virus, mengganggu, dan segala macam itu kan terus terjadi. Di Indonesia juga sejumlah peraturan kan sudah dibuat. BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) juga sudah mengeluarkan semacam standar-standar untuk security ini,” tutur Wamenkominfo.

Dia berpendapat, serangan siber merupakan salah satu kategori risiko global atau global risk di ruang digital.

Bahkan, World Economic Forum (WEF) juga menyebutkan bahwa keamanan siber merupakan salah satu dari Lima Risiko Global Teratas (Five Top Global Risk), sehingga setiap negara akan memperhatikan aspek keamanan di dunia siber. 

"Jadi saya kira dengan kemajuan teknologi dan internet yang makin terkoneksi ke seluruh dunia, mau tidak mau, isu tentang cyber security ini menjadi sangat penting. Dan semua negara di dunia mengadopsi protokol-protokol yang penting untuk menjaga keamanan data mereka masing-masing," jelas Nezar.

Lebih lanjut Wamenkominfo mengatakan, virus yang menyerang PDNS Dua merupakan virus baru pengembangan dari varian yang dikenal dengan nama Lockbit 3.0.

Virus itu pernah menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu dan telah ditangani instansi terkait.  

"Yang baru ini, kemudian dikembangkan satu kelompok dan melabelkannya dengan nama Brain Cipher. Dan sama seperti ransomware lain, ia mengenkripsi semua data, semua file yang ada di server yang mereka serang," tutup Nezar Patria.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 30 Juni 2024 | 10:08 WIB
Semangat Transformasi Digital Tak Surut Akibat Serangan Siber
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 30 Juni 2024 | 10:06 WIB
Menkominfo Ajak Semua Pihak Saling Mengingatkan Bahaya Judi Online
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 21 Maret 2024 | 15:32 WIB
Mendes PDTT Minta Pengurus BUMDesa Dipilih lewat Musdes