- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Jumat, 20 Desember 2024 | 13:10 WIB
: Ilustrasi - Fasilitas gas bumi. ANTARA/HO-PT PGN Tbk
Oleh Eko Budiono, Senin, 16 Desember 2024 | 14:20 WIB - Redaktur: Untung S - 91
Jakarta, InfoPublik - Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Wahyudi Anas mengatakan, hilirisasi di sektor gas bumi akan mendorong peningkatan perekonomian nasional.
Hal tersebut disampaikan Wahyudi, melalui keterangan resmi, Senin (16/12/2024).
Menurut Wahyudi, hilirisasi gas bumi bertujuan untuk meningkatkan penyerapan gas di dalam negeri, serta memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian nasional.
Wahyudi menegaskan, diperlukan integrasi antara pengembangan infrastruktur gas bumi dan industri hilir sebagai konsumen pengguna.
"Penyerapan gas bumi di dalam negeri akan mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat, serta ekonomi nasional. Dalam pemanfaatan gas bumi, tentunya kita perlu mengakselerasi ketersediaan produksi gas di hulu baik langsung sebagai sumber gas pipa maupun moda LNG yang dapat diintegrasikan bersama BPH Migas sebagai integrator dalam penyediaan fasilitas infrastruktur serta target dari hilirisasi di sektor industri sebagai konsumen pengguna," ungkap Wahyudi. saat berbicara pada diskusi panel tentang gas bumi dengan topik "Integrasi Pengembangan Gas Bumi dan Industri Hilirisasi dalam rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi" di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Diskusi panel merupakan bagian dari rangkaian acara Hilir Migas Conference & Expo 2024 sekaligus BPH Migas Awards 2024, yang diselenggarakan BPH Migas pada 12-13 Desember 2024.
Hadir pula sebagai pembicara dalam panel adalah Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Mirza Mahendra, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Kris Sasono Ngudi Wibowo, Direktur Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Muhammad Nasir Udin Latif, dan Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT PGN Tbk Harry Budi Sidarta.
Menurut Wahyudi, sumber gas bumi di Indonesia masih sangat banyak, sehingga dapat diprioritaskan pemenuhannya di dalam negeri, baik untuk industri strategis dan penyediaan energi aman dan ramah lingkungan di masyarakat melalui program jaringan gas bumi (jargas), sekaligus mendukung proses transisi energi.
Percepatan hilirisasi bergantung pada pengembangan infrastruktur gas bumi yang tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
"Keberhasilan dalam pengembangan infrastruktur gas bumi akan bergantung pada kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, serta investasi pelaku industri pengguna gas bumi," ujar Wahyudi.