- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 3 Februari 2025 | 13:12 WIB
: Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan, telah berhasil melahirkan guru besar, yaitu Profesor Dr. Elvri Melliaty Sitinjak, MT sebagai guru besar dalam bidang ilmu kimia di program studi Teknik Kimia/ foto: Humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 16 Desember 2024 | 13:15 WIB - Redaktur: Untung S - 276
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan, berhasil melantik Profesor Dr. Elvri Melliaty Sitinjak, MT sebagai guru besar di bidang ilmu kimia pada program studi Teknik Kimia.
Dengan pengukuhan itu, PTKI Medan kini memiliki empat guru besar, menegaskan komitmen Kemenperin dalam pengembangan pendidikan vokasi untuk mendukung kebutuhan industri.
Sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat hilirisasi industri kelapa sawit, Kemenperin terus berfokus pada pengembangan pendidikan vokasi yang menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Pendidikan yang efektif, disertai tenaga pengajar yang berkualitas, menjadi salah satu aspek utama yang mendukung keberhasilan industri di tanah air.
“Peran guru besar adalah sebagai pelopor inovasi melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Pencapaian ini bukan hanya pencapaian pribadi bagi seorang dosen, tetapi juga milik PTKI Medan dan Kementerian Perindustrian,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (16/12/2024).
Masrokhan berharap, pengukuhan Profesor Elvri Melliaty Sitinjak sebagai guru besar dapat menjadi inspirasi bagi akademisi lainnya untuk terus mengembangkan diri dan menghasilkan karya-karya inovatif. Ini diharapkan dapat melahirkan lebih banyak guru besar di kampus-kampus di bawah naungan Kemenperin, yang turut mendukung kemajuan industri nasional.
“Menjadi guru besar adalah momen penting untuk terus menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi industri. Hal ini juga sebagai langkah strategis dalam mendukung pengembangan sektor industri di Indonesia,” lanjut Masrokhan.
Pada kesempatan yang sama, Masrokhan memberikan apresiasi kepada Prof. Elvri atas orasi ilmiah yang disampaikannya dengan judul “Modifikasi Pemurnian Minyak Kelapa Sawit dengan Metode Adsorpsi untuk Mempertahankan Kandungan Mikronutrien.” Penelitian ini sangat relevan dengan upaya pengembangan industri hilir kelapa sawit, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintah, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita juga menekankan pentingnya pengembangan industri hilir kelapa sawit. Program hilirisasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan fungsional dan non-pangan, tetapi juga untuk menghasilkan bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit yang ramah lingkungan.
“Penyediaan bahan baku berkualitas bagi industri hilir merupakan syarat utama bagi keberhasilan hilirisasi industri. Oleh karena itu, inovasi dalam pemurnian dan pengolahan minyak kelapa sawit akan sangat meningkatkan kualitas produk tersebut,” ujar Menperin.
Kemenperin terus mendorong ekspor produk hilir kelapa sawit yang bernilai tambah tinggi. Sektor industri kelapa sawit, baik yang bersifat hulu maupun hilir, saat ini telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan dengan nilai lebih dari Rp750 triliun per tahun atau sekitar 3,5 persen dari PDB nasional pada 2023 yang mencapai Rp20.892 triliun.
Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan, sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah Kemenperin, terus bertekad untuk mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi unggul. Selain memiliki dosen yang kompeten, yang terdiri dari 71 dosen, PTKI Medan juga memiliki 14 Lektor Kepala dan 10 dosen bergelar Doktor. Keberadaan tenaga pengajar yang berkualitas ini sangat penting untuk mendukung pengembangan kurikulum dan riset yang relevan dengan kebutuhan industri.
Dengan langkah itu, Kemenperin tidak hanya berfokus pada pengembangan SDM yang siap pakai, tetapi juga pada peningkatan kapasitas riset dan pengabdian masyarakat yang dapat memberikan dampak nyata bagi perkembangan industri Indonesia.