- Oleh MC KAB AGAM
- Kamis, 9 Januari 2025 | 20:23 WIB
: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi/Foto : InfoPublik/Farizzy Adhy
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 9 Desember 2024 | 16:34 WIB - Redaktur: Untung S - 254
Jakarta, InfoPublik – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan sejumlah langkah strategis terkait penetapan neraca komoditas pangan tahun 2025 setelah menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas yang diadakan di Graha Mandiri, Jakarta, pada Senin (9/12/2024).
Fokus utama pemerintah adalah untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor, serta menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen dan petani.
Arief Prasetyo Adi menekankan bahwa beberapa komoditas pangan mendapat perhatian khusus. Daging sapi, misalnya, diproyeksikan membutuhkan sekitar 180 ribu ton per tahun, sementara bawang putih diharapkan mencapai 550 ribu ton pada 2025. Saat ini, stok bawang putih nasional hanya tersisa 25 ribu ton, sehingga pemerintah mempercepat impor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
"Stok bawang putih saat ini tinggal 25 ribu ton, jadi realisasi impor perlu dipercepat untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran," ujar Arief kepada InfoPublik.
Salah satu arahan penting dari Presiden RI Prabowo Subianto adalah untuk mempercepat swasembada pangan yang ditargetkan tercapai pada tahun 2027. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, setiap daerah diminta untuk meningkatkan produksi pangan lokal guna mengurangi ketergantungan pada impor. Arief Prasetyo Adi menegaskan, swadaya pangan bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga harga diri bangsa.
"Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi harga diri bangsa," tegas Arief.
Arief juga menyoroti pentingnya menjaga harga di tingkat petani agar mereka tidak merugi. Harga minimum gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp6.000 per kilogram, dengan tujuan agar petani tidak kehilangan semangat untuk menanam.
"Negara harus menjadi pembeli siaga. Jika harga jatuh, petani bisa kehilangan semangat untuk menanam," tambahnya.
Stok beras nasional diperkirakan mencapai 8,3 juta ton hingga akhir tahun ini. Pemerintah juga sedang mempersiapkan penyerapan gabah hasil panen raya yang dijadwalkan pada Februari-Maret 2025, untuk menjaga agar harga beras tetap stabil.
Terkait distribusi minyak goreng, khususnya merek Minyakita, Bapanas memastikan stok dan distribusinya dikendalikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjamin harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter. Distribusi akan difokuskan ke wilayah timur Indonesia, seperti Papua, yang membutuhkan intervensi lebih besar.
Sementara itu, harga cabai merah keriting yang sempat naik akibat cuaca buruk kini berada dalam batas wajar. Bapanas mendorong kerjasama antar daerah untuk mendistribusikan komoditas dari daerah surplus ke daerah yang membutuhkan.
Dalam hal produksi gula, pemerintah juga berhasil meningkatkan jumlah produksi konsumsi dari 2,4 juta ton menjadi 2,6 juta ton pada tahun ini. Peningkatan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor gula, sejalan dengan arahan Presiden untuk memprioritaskan produksi pangan dalam negeri guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Arief Prasetyo Adi menutup pembicaraannya dengan menekankan bahwa langkah-langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, melindungi petani, dan menjaga stabilitas harga demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil, dan Plt. Dirjen Hortikultura Kementan Muhammad Taufiq Ratule. Mereka bersama-sama membahas upaya lebih lanjut untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan di Indonesia.