- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 29 November 2024 | 20:00 WIB
: Kondisi Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau yang telah di tata oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui BPPW Kepri Ditjen Cipta Karya/Foto : Biro Komunikasi Publik PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Minggu, 1 Desember 2024 | 20:34 WIB - Redaktur: Untung S - 131
Jakarta, InfoPublik - Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), kini berbenah untuk menjadi destinasi wisata unggulan. Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan peninggalan sejarah, seperti Masjid Sultan Riau, ini sedang mengalami transformasi besar-besaran sejak 2022. Penataan ini dipimpin oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau, Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya.
Salah satu fokus utama proyek ini adalah menata permukiman di pesisir pantai yang teridentifikasi sebagai kawasan kumuh dengan luas penanganan mencapai 25 hektare (ha). Menurut Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, upaya ini diharapkan dapat mengubah wajah kawasan dan menuntaskan berbagai masalah yang menyebabkan kekumuhan.
“Penanganan ini diharapkan mengubah wajah kawasan dan menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan yang ada,” ujar Diana Kusumastuti dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Minggu (1/12/2024).
Kondisi sebelumnya, permukiman di pesisir Pulau Penyengat merupakan kawasan kumuh tepian air dengan banyak bangunan yang membelakangi sungai. Kawasan ini juga rawan genangan dan banjir, serta minim infrastruktur dasar seperti pengelolaan sampah, drainase, dan jalan.
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya, Wahyu Kusumosusanto, menjelaskan bahwa sejak Maret 2022, Kementerian PUmemulai penataan dengan membenahi infrastruktur dasar. “Jalan lingkungan yang dulu sempit dan rusak kini diperbaiki dan diperluas, menciptakan koridor yang lebih rapi dan tertata,” katanya.
Penataan ini menelan biaya Rp36,98 miliar yang bersumber dari APBN. Pekerjaan mencakup peningkatan kualitas jalan, pedestrian, drainase, utilitas, serta pembangunan ruang terbuka publik dan titik kumpul evakuasi. Kepala BPPW Kepulauan Riau, Fasri Bachmid, menambahkan bahwa drainase yang sebelumnya menjadi masalah utama kini telah diperbaiki untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
“Ruang terbuka publik dan titik kumpul masyarakat juga dibangun, menyediakan tempat bagi warga untuk bersosialisasi dan bersantai,” kata Fasri Bachmid.
Pulau Penyengat berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari pusat Kota Tanjungpinang dan dapat diakses dengan perahu motor atau pompong dalam waktu 15 menit. Penataan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga mendongkrak sektor pariwisata dengan mengandalkan potensi alam, sejarah, dan budaya Melayu.
“Pulau Penyengat kini menjadi kebanggaan masyarakat Kepulauan Riau. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, pulau ini telah berubah dan membawa manfaat besar bagi warganya. Kami mengundang wisatawan untuk datang dan melihat langsung transformasi ini,” tutup Fasri Bachmid.