Kemenperin Dorong Pengembangan Hilirisasi Kelapa Sawit Berkelanjutan

: Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2024 di Nusa Dua, Bali pada Kamis (3/10/2024)/ foto: Kemenperin


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:50 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 183


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan hilirisasi kelapa sawit yang berkelanjutan dengan berbasis riset dan inovasi. Melalui aktivitas riset dan inovasi yang terimplementasi pada sektor industri komersial, sektor kelapa sawit diyakini akan berubah wujud menjadi industri masa depan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan berkelanjutan.

“Kelapa sawit menjadi model dan contoh sukses dari hilirisasi industri, baik itu untuk menghasilkan produk turunan sawit pangan (oleofood), non-pangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada  pembukaan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2024 di Nusa Dua, Bali pada Kamis (3/10/2024).  

Juli Ardika mengungkapkan, perkembangan produk hilir kelapa sawit dalam 10 tahun terakhir meningkat signifikan. Semula terdapat 45 jenis produk, kini menjadi lebih dari 200 jenis produk hilir kelapa sawit. Selain itu, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia juga erat kaitannya dengan kontribusi sektor perkelapasawitan hulu-hilir, yang dikategorikan sebagai subsektor industri agro berdaya saing kuat.  

“Data 2023 menyebutkan bahwa nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya mencapai Rp450 triliun atau berkontribusi sebesar 11,6 persen dari total ekspor nonmigas. Secara total, untuk bisnisnya mencapai Rp800 triliun. Sektor ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16,2 juta orang, termasuk tenaga kerja tidak langsung yang melibatkan pelaku usaha perkebunan rakyat atau smallholder,” ungkapnya.  

Melihat potensi besar tersebut, berdasarkan siaran pers Kemenperin, Jumat (4/10/2024), Kemenperin mendukung upaya berbagai pihak dalam pengembangan inovasi teknologi industri pengolahan kelapa sawit baik di sektor hulu perkebunan sampai dengan sektor hilir di industri pengolahan.

“Kami juga mengupayakan fasilitasi pengembangan teknologi industri melalui penyusunan kebijakan yang pro-inovasi, hingga matching antarpihak terkait komersialisasi inovasi baru,” imbuhnya.  

Putu menilai pentingnya pembentukan konsorsium multipihak dalam aktivitas riset untuk menghasilkan champion. Salah satu contoh sukses konsorsium riset yang difasilitasi oleh Kemenperin adalah teknologi edible-coating berbasis minyak sawit untuk memperpanjang masa simpan buah tropis.  

“Riset ini, yang didukung oleh Kemenperin, berhasil menjembatani kebutuhan industri dengan inovasi riset, dan saat ini sedang dalam proses sertifikasi food grade untuk komersialisasi,” ujar Putu.  

Guna memacu penggunaan teknologi modern dan mendorong aktivitas riset, lanjut Putu, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya strategis, antara lain pelaksanaan program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi. Selain itu, Kemenperin membangun Indonesia Manufacturing Center (IMC) untuk menunjang kolaborasi riset tersebut.  

“Kami sangat terbuka untuk penggunaan IMC agar dapat memfasilitasi tindaklanjut hasil riset hingga mencapai komersialisasi. Kami juga mendorong perusahaan-perusahaan industri pengolahan sawit untuk dapat membangun pusat risetnya di Indonesia,” ujarnya.  

Oleh karena itu, Kemenperin berharap kegiatan Perisai 2024 dapat menjembatani kesenjangan ini dengan mempertemukan para peneliti dengan pelaku industri untuk mengakselerasi implementasi hasil riset.

“Kami memandang penting acara Perisai 2024, yang tahun ini telah diadakan ke delapan kali sejak BPDPKS berdiri, karena luasnya spektrum riset-inovasi yang dibahas mulai dari aspek budidaya perkebunan, penganekaragaman jenis produk hilir, penggunaan bahan bakar nabati, kajian sosial ekonomi, hingga digitalisasi bisnis perkelapasawitan,” imbuh Putu.

Menurutnya, keberhasilan riset yang telah dikomersialisasikan menunjukkan potensi besar yang masih bisa digali dari pengembangan produk hilir kelapa sawit. Dengan semakin bertambahnya inovasi dan kolaborasi antara sektor industri dan riset, kontribusi kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia diharapkan akan semakin signifikan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:35 WIB
Kemenperin Dorong Industri Batik Lebih Efisien Memanfaatkan Transformasi Industri 4.0,
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:30 WIB
Indonesia Perkuat Implementasi Teknologi Industri 4.0 di MWO 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:25 WIB
Kemenperin Dorong Peningkatan Pemanfaatan Fitofarmaka di Fasilitas Kesehatan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 16:05 WIB
Batik Motif Indonesia 4.0: Simbol Sinergi Teknologi dan Budaya untuk Industri Masa Depan
  • Oleh Isma
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 09:24 WIB
Indonesia Terus Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 05:54 WIB
Industri Batik Indonesia Terus Tumbuh, Kemenperin Dukung Pelestarian dan Inovasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 05:59 WIB
Kemenperin dan Industri Manufaktur Bersinergi Wujudkan Ekonomi Hijau Berkelanjutan