- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Selasa, 26 November 2024 | 17:15 WIB
: Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Sumbang Pemikiran Akademisi Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (2/10/2024)/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:02 WIB - Redaktur: Untung S - 330
Jakarta, InfoPublik – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengajak para akademisi untuk terus berkontribusi dalam peningkatan perekonomian Indonesia melalui berbagai inovasi di bidang perdagangan. Ajakan ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Sumbang Pemikiran Akademisi Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (2/10/2024).
Mendampingi Mendag dalam acara tersebut adalah Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, dan Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Domestik Kemendag, Dyah Palupi.
"Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju pada 2045. Salah satu langkah untuk mencapai target tersebut adalah memperluas pasar ekspor ke negara tujuan nontradisional, termasuk Kawasan Timur Tengah," kata Mendag Zulkifli Hasan dalam siaran pers Kementerian Perdagangan yang diterima pada Kamis (3/10/2024).
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, pasar ekspor nontradisional memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap. Salah satu contohnya adalah Afrika, dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 miliar jiwa dan daya beli yang kuat. Potensi pasar ini dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia.
"Dengan menyasar pasar nontradisional, Indonesia dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi negara maju pada 2045," jelas Mendag.
Selain itu, dalam konteks perdagangan internasional, Mendag Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Indonesia berperan aktif di forum multilateral, regional, dan bilateral. Ia mencontohkan salah satu langkah diplomasi perdagangan Indonesia, yaitu pembentukan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara di bawah Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) yang diluncurkan pada akhir Juli 2024. GCC adalah aliansi ekonomi dan politik yang terdiri dari enam negara: Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.
Mendag Zulkifli Hasan menambahkan bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Teluk masih memiliki banyak peluang untuk dikembangkan. "Perjanjian ini diharapkan membawa dampak positif bagi Indonesia serta negara-negara di kawasan Teluk, sehingga hubungan perdagangan bisa semakin kuat dan besar," pungkas Mendag Zulkifli Hasan.