- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Jumat, 22 November 2024 | 06:59 WIB
: Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN), Donny Purnomo dalam International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 yang diselenggarakan di Smesco Hall, Jakarta pada Selasa (17/9/2024)/ foto: Fajri InfoPublik
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 17 September 2024 | 15:37 WIB - Redaktur: Untung S - 266
Jakarta, InfoPublik – Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendorong Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) untuk menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang S.M.A.R.T (Selamat, berMutu, Aman, Ramah, Terjangkau) guna menjamin kualitas layanan di bidang kesehatan di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Utama BSN, Donny Purnomo, dalam acara International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 yang diselenggarakan di Smesco Hall, Jakarta pada Selasa (17/9/2024).
Menurut Donny, penerapan SNI terkait alat kesehatan dan fasilitas kesehatan perlu didorong secara optimal. "Alat dan fasilitas kesehatan yang menerapkan standarisasi akan meningkatkan kemajuan di bidang kesehatan, dan ini dapat dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi bersama semua pihak," ujarnya.
Hingga Agustus 2024, BSN telah menetapkan 15.231 SNI, di mana 463 SNI di antaranya terkait alat kesehatan dan fasilitas kesehatan yang masih aktif.
INAHEF 2024 merupakan forum yang diprakarsai dan didukung oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan BSN. Acara ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) dengan kolaborasi industri, perguruan tinggi, asosiasi, dan pemerintah daerah.
Profesor Eko Supriyanto, Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional (PTPI), menjelaskan bahwa forum ini diselenggarakan untuk menghasilkan rumusan model dan program 2025-2029 untuk penguatan Fasyankes dan industri kesehatan. “Ini termasuk program pemeriksaan kesehatan untuk 9 penyakit prioritas, program penanganan TBC secara terstruktur, sistemik, masif, dan modern, serta pemenuhan Fasyankes di seluruh Indonesia,” kata Prof Eko.
Tujuan dari acara itu antara lain merumuskan rencana implementasi program pemerintah 2024-2029 di bidang kesehatan; mendapatkan masukan dari daerah; serta melakukan penilaian kesesuaian produk penunjang SMART Hospital dengan regulasi. Acara ini juga akan memberikan penghargaan bagi industri yang telah memenuhi regulasi.
Melalui INAHEF 2024, diharapkan para peserta yang hadir—yang terdiri dari pemerintah pusat dan daerah, Fasyankes, perguruan tinggi, asosiasi profesi, serta konsultan dan kontraktor Fasyankes—dapat memberikan masukan, berkontribusi aktif, dan bersinergi untuk mempertajam transformasi kesehatan serta mencapai SMART Hospital di Indonesia.