Menteri ESDM: Cadangan Gas di Selat Makassar Dukung Ketahanan Energi

: Ilustrasi proyek minyak dan gas bumi. Foto: esdm.go.id


Oleh Eko Budiono, Senin, 5 Agustus 2024 | 08:37 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 303


Jakarta, InfoPublik - Potensi besar cadangan gas di Selat Makassar, semakin memperkuat optimisme dalam mendukung ketahanan energi dan transisi energi nasional. 

Seperti dilansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Minggu (4/8/2024), proyek gas di Selat Makassar yang digarap oleh perusahaan minyak dan gas multinasional yakni ENI, terus menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Proyek gas baru di Selat Makassar memiliki cadangan lebih dari 10 Triliun Cubic Feet (TCF), dengan rincian Blok North Ganal (Geng North) sebesar 4,1 Triliun Cubic Feet (TCF dan Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) (Blok Rapak dan Blok Ganal) sejumlah 6,3 TCF.

"ENI sudah ada di Marakes, sekarang dia mengakusisi Chevron IDD kemudian ketemu lagi di Geng North. Jadi tahap yang sekarang dikerjakan adalah Geng North dan di wilayah IDD. Ini mulai di bor dan mulai berangsur diproduksi, dan produksinya akan disalurkan ke Bontang untuk mengaktifkan Kembali fasilitas LNG yang sudah dihentikan," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif,   di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Proyek IDD, merupakan proyek gas di perairan laut dalam Kutai Basin dengan kedalaman 1000-2000 meter, telah diakuisisi oleh ENI dari Chevron pada September 2023. 

Proyek itu telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Pada akhir Juli 2024, Kementerian ESDM telah menyelesaikan persetujuan perpanjangan Blok dan Plan of Development (POD) untuk IDD (Rapak, Ganal) dan Muara Bakau, sehingga tahap pengembangan dapat segera dimulai.

Arifin  menyatakan,beberapa potensi cadangan gas di beberapa daerah, seperti di Geng North, Konta, dan Meriam.

"Di Muara Bakau, Meriam dan Konta ini yang paling gede, mudah-mudahan ini 2025 awal bulan Januari-Februari akan di bor di Konta. Kemudian akan disusul setahun kemudian daerah Mariam di Muara Bakau," katanya.

Arifin menegaskan,  terdapat beberapa potensi lapangan besar yang akan mulai diproduksi. 

"Memang potensinya gede-gede, jadi ada kurang lebih 7-8 potensi lapangan yang memang dalam waktu 2-3 tahun ini akan diupayakan untuk mulai bisa berproduksi. Dari sini lah nanti kita akan memanfaatkan gas nya untuk bisa mendukung ketahanan energi dan sekaligus mendukung transisi energi kita untuk bisa mengurangi emisi karbon," kata  Arifin.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 1 Oktober 2024 | 09:18 WIB
SKK Migas: FPSO Marlin Natuna Dukung Ketahanan Energi
  • Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT
  • Kamis, 26 September 2024 | 12:53 WIB
Didampingi Bupati Sumbawa Barat, Jokowi Resmikan Pabrik Smelter AMMAN
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 15:23 WIB
Pertamina-Kementerian PPN/Bappenas Perkuat Ketahanan Energi Nasional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 11 September 2024 | 22:05 WIB
Elnusa Rayakan HUT ke-55: Percepat Inovasi dan Keunggulan di Sektor Energi Indonesia
  • Oleh Eko Budiono
  • Minggu, 8 September 2024 | 21:48 WIB
Optimalisasi Gas Domestik, PGN Incar Blok Andaman
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 8 September 2024 | 06:43 WIB
Dirut Pertamina Tinjau Langsung Ketersediaan Elpiji 3 Kg di Surakarta, Pastikan Pasokan Aman
  • Oleh Jhon Rico
  • Selasa, 3 September 2024 | 20:16 WIB
Indonesia Raih Kesepakatan Investasi Energi US$1,5 Miliar di IAF 2024