- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 14 November 2024 | 18:35 WIB
: PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bagikan
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 14 November 2024 | 18:04 WIB - Redaktur: Untung S - 116
Jakarta, InfoPublik – Genap berusia tujuh tahun, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berkomitmen menjalankan kinerja optimal sebagai induk usaha pengolahan dan petrokimia Pertamina.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, memaparkan tujuh kontribusi utama atau “kado” KPI bagi Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan dalam mengawal ketahanan energi nasional.
Pertama, sejak 2020 hingga 2024, KPI berhasil mencatatkan 3,8 juta ton reduksi emisi karbon. Perusahaan ini menjadi kontributor utama dalam upaya dekarbonisasi di lingkungan Pertamina, mendukung target Bauran Energi 2030 dan Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah Indonesia.
“Strategi dekarbonisasi KPI mengombinasikan teknologi canggih dan Nature Based Solution (NBS) seperti penanaman mangrove,” ujar Hermansyah, Kamis (14/11/2024).
Kedua, KPI turut andil dalam PSN, seperti Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Balikpapan yang meningkatkan kapasitas pengolahan hingga 360.000 barel per hari. Proyek ini memberi dampak positif bagi sosio-ekonomi, dengan serapan TKDN mencapai 33,9 persen dan investasi lebih dari Rp14,8 triliun. Proyek ini juga menyerap hingga 26.000 tenaga kerja pada puncak konstruksi.
Ketiga, KPI mengawal era transisi energi dengan mengembangkan Kilang Hijau. Di Kilang Cilacap, tahap pertama telah menghasilkan greenfuel dengan kapasitas 3.000 barel. Produk yang dihasilkan termasuk Pertamina Renewable Diesel dan Sustainable Aviation Fuel. Di tahap kedua, kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi 6.000 barel per hari.
Keempat, KPI juga mempersiapkan produksi bioavtur bersertifikasi ISCC. Bioavtur ini memanfaatkan Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan baku, dan KPI melalui Kilang Cilacap telah berhasil mengembangkan produk bioavtur yang berbasis inti sawit.
Kelima, di 2024, KPI telah menyalurkan bantuan TJSL sebesar Rp16,5 miliar. Program TJSL KPI menitikberatkan kemandirian penerima manfaat dan mendapat pengakuan nasional dan global, seperti PROPER dan SDGs Award. “Prinsip TJSL kami tidak hanya fokus pada angka, tetapi juga dampak keberlanjutan,” kata Hermansyah.
Keenam, untuk memperingati HUT ke-7, gerakan Employee Volunteerism KPI, seperti Green Journey Challenge, berhasil menggalang dana Rp178 juta untuk Yayasan CarbonEthics Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk menanam 2.000 pohon mangrove di Indramayu. Karyawan KPI juga mengadakan berbagai kegiatan amal lainnya.
Ketujuh, KPI mencatatkan kinerja aman hingga 614.086.116 jam pada Oktober 2024. “Aspek HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) sangat penting untuk menjaga keandalan operasi kilang,” jelas Hermansyah.
Selain memberikan dampak sosio-ekonomi, KPI terus memperkuat kinerja kilang. Pada kuartal ketiga 2024, KPI memproduksi 251,5 juta barel produk BBM, non-BBM, dan produk lainnya, dengan kualitas produk yang ditingkatkan hingga berstandar Euro V dan rendah sulfur.
Refining Resilience di HUT ke-7 Tema “Refining Resilience” diangkat untuk menegaskan kapabilitas KPI dalam menghadapi tantangan energy trilemma—yaitu ketahanan energi, keterjangkauan energi, dan keberlanjutan. KPI berkomitmen menjadi perusahaan berorientasi laba yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan, “KPI membuktikan bahwa bisnis pengolahan Pertamina profitable dan menjadi kontributor signifikan bagi kinerja Perseroan.”
KPI terus mengimplementasikan prinsip ESG (Environment, Social, & Governance), terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC), dan menjalankan Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam strategi operasionalnya. Upaya KPI sejalan dengan komitmen Pertamina untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan SDGs.