Indeks NTP Membaik, Bapanas Konsisten Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Petani dan Peternak

: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat meninjau langsung perternakan ayam petelur/Foto : Humas Bapanas


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 16 Juli 2024 | 14:28 WIB - Redaktur: Untung S - 286


Jakarta, InfoPublik - Dalam menjalankan fungsi sebagai stabilisator pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara konsisten menaruh atensi besar pada keberimbangan dari sektor hulu sampai hilir dengan memikirkan kepentingan produsen seperti petani/peternak terkait harga acuan guna keberlangsungan kegiatan produksi dan mendorong harga yang baik bagi konsumen juga harus dapat diciptakan.

“Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengarahkan kami agar harga pangan pokok itu dapat dikondisikan supaya selalu baik dan wajar, mulai dari petani dan peternak hingga sampai di masyarakat. Ini yang terus Bapanas kerjakan, termasuk kesejahteraan petani dan peternak,” terang Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan yang diterima InfoPublik pada Selasa (16/7/2024).

Arief menyampaikan bahwa sinergi kuat antara petani/peternak, pemerintah dan masyarakat, akan menciptakan semangat produksi dalam negeri sehingga mendukung ketahanan pangan nasional.

“Kami percaya kalau sedulur petani dan peternak itu makin sejahtera, maka semangat berproduksi akan meningkat. Ketahanan pangan nasional yang ditopang dari produksi dalam negeri pun dapat terwujud. Ini karena kita ingin pangan Indonesia bisa terus mengutamakan hasil dari jerih payah sendiri, sehingga kepentingan sedulur petani dan peternak senantiasa jadi perhatian Bapanas,” imbuhnya.

Sebagai informasi, salah satu indikator kesejahteraan petani/peternak dapat dilihat dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP), terutama subsektor tanaman pangan (NTPP) dan subsektor peternakan (NTPT). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin.

Terbaru pada Juni 2024, kondisi petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,37 poin. Hal ini mengacu pada indeks harga yang diterima petani kelompok padi yang berada di 130,74 dibandingkan bulan sebelumnya di 127,71.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Bapanas pada awal Juni resmi menetapkan pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Perbadan 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. 

Melalui HPP tersebut, harga di petani dapat terjaga dan BPS mencatat di Juni 2024, rerata harga Gabah Kering Panen (GKP) kadar air 19,68 persen di tingkat petani berada di Rp 6.171 per kilogram (kg).

“Sedulur peternak unggas pun tak lepas kita fasilitasi. Tatkala jagung pakan di tahun lalu mengalami fluktuasi karena produksi yang terbatas, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan bersama Perum Bulog kita gelontorkan untuk menunjang keberlangsungan peternak unggas. Jagung pakan sangat penting bagi mereka. Ini juga demi menjaga kestabilan komoditas telur dan daging ayam yang bisa terdampak, apabila peternakan unggas bergejolak,” ucapArief.

Realisasi penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan bagi peternak unggas sampai April 2024 telah mencapai 303 ribu ton yang tersebar di 18 provinsi.

Bapanas sendiri turut mendukung mobilitas jagung dari petani asal Nusa Tenggara Barat kepada peternak unggas yang dilakukan secara Business to Business (B2B). Skema ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Bulog dan kelompok peternak unggas di Blitar, Jawa Timur. Dari Mei sampai Juni, realisasi telah 1.898 ton dengan rincian jagung dari Bima 1.505,2 ton dan Dompu 392,7 ton. 

Dengan berbagai dukungan tersebut, indeks NTPT terus terjaga di atas 100 poin sejak Maret 2023 dan indeks tertinggi berada di Juni 2024 yang berada di 104,81. Adapun NTPT ini berasal dari kelompok peternak yang terdiri dari unggas, ternak besar, ternak kecil, dan hasil ternak.

Khusus indeks peternak unggas, dilihat dari indeks harga yang diterima, masih berada di level yang cukup baik. Pada Juni 2024, seperti dilaporkan BPS, indeks berada di 122,61. Angka ini lebih tinggi dibandingkan awal 2024 yang berada di 115,68. Sementara puncak indeks harga yang diterima peternak unggas tercatat pada April 2024 di 124,88 poin. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 18 bulan terakhir.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 09:01 WIB
Bapanas Apresiasi Program Pengentasan Stunting ID FOOD dan BTN
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 17:42 WIB
Program GENIUS Dukung Gizi Anak Sekolah Menuju Indonesia Emas 2045
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:02 WIB
Pemerintah Dorong Fortifikasi Pangan untuk Atasi Kekurangan Gizi di Indonesia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:05 WIB
Hari Pangan Sedunia 2024: Penuhi Hak Pangan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 11:24 WIB
Gerakan Pangan Murah Nasional Sambut Hari Pangan Sedunia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 11:28 WIB
Bapanas Tegaskan Pentingnya Hak atas Pangan untuk Masa Depan Berkelanjutan