- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 25 Desember 2024 | 09:29 WIB
: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat memberikan pidato kuncinya pada diskusi bertema “Sorgum: Sumber Pertumbuhan Baru Untuk Ketahanan Pangan” yang diselenggarakan Wanita Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta pada Rabu (16/10/2024)/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:06 WIB - Redaktur: Untung S - 289
Jakarta, InfoPublik – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya diversifikasi pangan dan potensi sorgum sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2024. Pernyataan itu disampaikan Arief dalam pidato kuncinya pada diskusi bertema “Sorgum: Sumber Pertumbuhan Baru untuk Ketahanan Pangan” yang diselenggarakan oleh Wanita Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta pada Rabu (16/10/2024).
Arief menjelaskan bahwa tantangan ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia sangat relevan dengan tema HPS tahun ini, yaitu "Hak atas Pangan untuk Kehidupan dan Masa Depan yang Lebih Baik." Dengan jumlah penduduk mencapai 280 juta yang tersebar di 17 ribu pulau dengan karakteristik iklim yang beragam, Indonesia menghadapi kompleksitas dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
"Namun, Indonesia memiliki biodiversitas terbesar kedua di dunia, yang menjadi peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pangan, termasuk dengan memanfaatkan sorgum sebagai sumber karbohidrat alternatif selain beras," ungkap Arief dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (17/10/2024).
Sorgum, yang lebih hemat air dibandingkan padi, sangat cocok ditanam di wilayah Indonesia Timur. Selain itu, sorgum memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan beras dan tepung terigu, menjadikannya alternatif pangan yang baik bagi penyintas obesitas, diabetes, dan mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat.
“Selain mencukupi kebutuhan pangan, kita juga perlu memenuhi kebutuhan gizi yang baik. Sorgum kaya akan nutrisi dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Bapanas dengan senang hati akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengkampanyekan pentingnya sorgum dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal,” ujar Arief.
Lebih lanjut, Arief menekankan bahwa ketahanan pangan Indonesia harus berdasarkan kemandirian dan kedaulatan pangan, di mana harga produk pangan di tingkat petani harus selalu menguntungkan. Ia juga menyebut bahwa pemerintah terus menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) agar tetap di atas 100 poin, terutama sejak 2022.
Arief juga menyoroti tantangan El Niño yang berdampak pada mundurnya masa tanam. Meski demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada Agustus hingga Desember 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didorong oleh lonjakan luas tanam pada Mei hingga Juli 2024.
Dengan upaya diversifikasi pangan dan pemanfaatan sumber daya lokal seperti sorgum, Arief yakin ketahanan pangan Indonesia dapat diperkuat meskipun menghadapi tantangan global dan iklim.