Pemerintah Dorong Fortifikasi Pangan untuk Atasi Kekurangan Gizi di Indonesia

: Ilustrasi Beras Fortivit yang sedang disosialisasikan oleh Bapanas/Foto : Humas Bapanas


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:02 WIB - Redaktur: Untung S - 243


Jakarta, InfoPublik – Pemerintah terus mendorong upaya fortifikasi pangan sebagai langkah strategis untuk mengatasi kekurangan gizi dan malnutrisi di Indonesia. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa menjaga ketersediaan pangan harus sejalan dengan perbaikan kualitas gizi masyarakat, yang dapat dilakukan melalui fortifikasi pangan.

"Momentum Hari Pangan Sedunia yang diperingati pada 16 Oktober menjadi pengingat bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan inisiatif dalam membangun ketahanan pangan yang lebih baik. Fortifikasi pangan, khususnya, menjadi salah satu langkah konkret untuk mewujudkan hak atas pangan yang lebih baik, sesuai dengan tema HPS tahun ini," ujar Arief dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (17/10/2024).

Arief juga menyoroti pentingnya fortifikasi dalam menekan angka stunting, bentuk malnutrisi kronis yang masih menjadi perhatian pemerintah. Saat ini, Bapanas tengah menyusun Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kernel beras fortifikasi dan beras fortifikasi yang akan menjadi acuan produksi dan distribusi beras fortifikasi, baik untuk konsumsi sukarela maupun program bantuan pemerintah.

"Kami berharap standar ini dapat membantu para pelaku industri pangan dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan fortifikasi pangan secara lebih luas di Indonesia. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat status gizi masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional," ucap Arief.

Dalam Seminar dan Workshop bertajuk “Peran Fortifikasi dalam Meningkatkan Kualitas Pangan” yang diadakan oleh Civitas Akademik Universitas Jember (UNEJ), Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas sekaligus Pelaksana Harian (Plh) Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yusra Egayanti, menekankan peran strategis beras fortifikasi dalam menangani stunting.

"Beras fortifikasi tidak hanya menjadi sumber karbohidrat, tetapi juga diperkaya dengan zat gizi mikro seperti vitamin A, B1, B6, B12, asam folat, zat besi, dan zinc. Kandungan ini sangat penting untuk menurunkan angka stunting di Indonesia," sebut Yusra.

Yusra menambahkan bahwa stunting adalah masalah kompleks dengan berbagai faktor penyebab, termasuk pola asuh dan kekurangan zat gizi mikro. Fortifikasi pangan dinilai sebagai solusi konkret untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro dan mencegah stunting.

"Fortifikasi dapat dilakukan melalui dua cara: biofortifikasi yang dilakukan sejak proses budidaya, serta fortifikasi tambahan pada beras analog. Biofortifikasi zinc sudah mulai dikembangkan di sektor pangan segar," ungkap Yusra.

Sementara itu, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Teknologi inovatif seperti fortifikasi pangan menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.

"Stunting masih menjadi masalah di berbagai daerah. Jika tidak segera diatasi, akan sulit bagi kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi," jelas Iwan.

Iwan juga mendukung langkah Bapanas dalam pengembangan beras fortifikasi dan berharap lebih banyak bahan pangan lain dapat difortifikasi tanpa mengubah sifat dasar produk tersebut. "Fokus saat ini mungkin beras, karena itu adalah makanan pokok. Namun, fortifikasi bisa diterapkan pada bahan pangan lain, selama tidak mengubah karakteristik dasarnya. Saya yakin masyarakat akan menerima produk ini dengan baik," pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA BATAM
  • Jumat, 22 November 2024 | 10:45 WIB
Batam Percepat Penanganan Stunting, Sekda Tekankan Kolaborasi Semua Pihak
  • Oleh Fatkhurrohim
  • Jumat, 22 November 2024 | 08:40 WIB
Panglima Tinjau Program Ketahanan Pangan TNI di Semarang
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 22 November 2024 | 06:59 WIB
SNI Award ke-19, Dorong Penerapan Standar Nasional untuk Kemajuan Industri Indonesia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 21 November 2024 | 21:41 WIB
Harmonisasi Regulasi Jadi Fokus Utama untuk Wujudkan Swasembada Pangan
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 21 November 2024 | 16:30 WIB
Kementerian PPPA - Bakohumas Perkuat Sinergi Tangani Kekerasan Perempuan dan Anak
  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Kamis, 21 November 2024 | 17:32 WIB
Kabupaten Bangkalan Raih Penghargaan Penurunan Stunting, Sekda Apresiasi TPPS
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 21 November 2024 | 23:31 WIB
Pemkab Pulau Morotai Perkuat Koordinasi untuk Percepatan Penurunan Stunting
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 21 November 2024 | 23:46 WIB
Pj Gubernur Maluku Utara Dukung Ketahanan Pangan Melalui Penanaman Bibit Jagung