- Oleh Untung Sutomo
- Jumat, 20 Desember 2024 | 22:17 WIB
: Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam sesi panel diskusi Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 Tahun 2024 bertemakan transformasi ekonomi, The Mulia Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf
Oleh Untung Sutomo, Selasa, 3 September 2024 | 11:17 WIB - Redaktur: Untung S - 216
Nusa Dua, InfoPublik – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan lanskap perkembangan ekonomi digital Indonesia, terutama yang berkaitan dengan ekonomi kreatif, dalam sesi panel diskusi Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 Tahun 2024 bertemakan transformasi ekonomi.
Menparekraf Sandiaga melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia telah berkembang hampir dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. “Tercatat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2023 tumbuh sebesar 8 hingga 10 persen, senilai 82 miliar dolar AS. Kami menargetkan nilai ekonomi digital dapat mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025,” ujar Sandiaga di The Mulia Nusa Dua, Bali, pada Senin (2/9/2024).
Sandiaga berpendapat bahwa tren positif itu akan mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia yang lebih maju, dengan penetrasi digital saat ini mencapai hampir 80 persen atau setara dengan 185,3 juta pengguna internet. Komunitas perusahaan rintisan (startup) di Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik, dengan sekitar 2.562 startup aktif, termasuk 2 decacorn dan 13 unicorn, menjadikannya yang terbesar keenam secara global.
Dari sudut pandang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, digitalisasi berperan besar dalam mendorong pertumbuhan sektor parekraf. Kontribusi ekonomi kreatif pada tahun 2023 mencapai Rp1.414 triliun atau 94 miliar dolar AS, melampaui target sebesar 110,44 persen. “Saya juga telah mendorong ekspor ekonomi kreatif sekitar 25 miliar dolar AS. Ekonomi kreatif yang menggunakan platform digital mampu memberikan nilai tambah dan menyumbang 8 persen terhadap PDB Indonesia,” kata Sandiaga.
“Dengan digitalisasi yang sedang kita lakukan, ada 25 juta pekerjaan baru yang sedang diciptakan di sektor ini. Jadi, digitalisasi mampu memberikan dampak yang besar bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia,” tambahnya.
Aruna Indonesia untuk Afrika
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga turut memperkenalkan perusahaan rintisan bernama Aruna Indonesia, yang menjadi mitra Kemenparekraf/Baparekraf dan dapat menjadi role model bagi negara-negara di kawasan Afrika. “Aplikasi Aruna telah berhasil memberdayakan 55 ribu nelayan, menunjukkan bagaimana pendekatan digitalisasi meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka,” ujar Sandiaga.
Aplikasi ini memfasilitasi nelayan untuk berhubungan dengan pembeli dari berbagai daerah, baik dalam negeri maupun luar negeri. “Pengalaman Indonesia dalam mentransformasikan ekonomi bisa diterapkan di Afrika, dan sebaliknya, cerita sukses di Afrika juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengusaha di Indonesia,” tambahnya.
Pada panel diskusi ini, baik Indonesia maupun negara-negara Afrika yang hadir mendapatkan kesempatan untuk berbagi praktik terbaik dalam memperkuat peran ekonomi digital sesuai dengan kebijakan pemerintah masing-masing negara.
Panel diskusi ini tidak hanya menghadirkan Menparekraf Sandiaga sebagai panelis, tetapi juga Menteri Sekretaris Jenderal Pemerintah Guinea, Tamba Benoit Kamano; dan Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Mesir, Amr Talaat.
Hadir pula Special Envoy for G20 Bali Global Blended Finance Alliance, Mari Elka Pangestu; Presiden Direktur Bank Mandiri Indonesia, Darmawan Junaidi; Co-Founder Aruna Indonesia, Farid Naufal Aslam; CEO IBEX Technologies and Promotion, Ezedin Kamil; serta Direktur Institusional BNI, Munadi Herlambang.
Menparekraf Sandiaga didampingi Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Diah Martini M. Paham, dan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam.