- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 4 September 2024 | 12:05 WIB
: Ketua DPR, Puan Maharani dalam pidato sidang pembukaan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 di Grand Ballroom, Grand Hyatt Bali, Minggu (1/9/2024)/ Amiriyandi InfoPublik.
Oleh Jhon Rico, Minggu, 1 September 2024 | 14:20 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 179
Badung, InfoPublik- Parlemen Indonesia memiliki peran strategis karena sejarah yang panjang dalam upaya penguatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Afrika.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani saat membuka Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 di Grand Hyatt Bali, Minggu (1/9/2024).
“Jika pada 1955 pemerintah berperan dominan dalam mendorong kerja sama Asia-Afrika, kini di 2024, parlemen menjadi faktor penting dalam memperkuat hubungan kedua benua,” ungkap Puan Maharani.
Saat ini, katanya, pemerintah tidak lagi bertindak sendirian, melainkan perlu berkonsultasi dengan parlemen untuk mencapai kesepakatan dalam kerja sama internasional.
Puan pun menekankan pentingnya membangun kemitraan antar parlemen untuk memperluas hubungan antara Afrika dan Indonesia menjadi lebih inklusif. “Parlemen adalah wakil rakyat, yang dapat mendorong dan bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat kerja sama internasional, terutama antar negara berkembang,” jelas Puan.
Puan Maharani berharap Indonesia-Africa Parliamentary Forum 2024 dapat meningkatkan hubungan antara negara-negara Afrika dan Indonesia. Forum dengan tema "Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan" ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat di kedua kawasan dalam merespon tantangan dinamika global, serta berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan.
Dalam forum ini, Indonesia dan negara-negara Afrika akan memetakan kerja sama di masa depan pada berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama. Terlebih, Afrika telah memiliki Agenda 2063: The Africa We Want, sebuah cetak biru untuk mentransformasi Afrika menjadi kekuatan utama dunia di masa depan.
“Indonesia tentunya siap menjadi mitra Afrika, mengingat potensi Indonesia yang diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050,” kata Puan.
Ada beberapa sektor kunci yang dapat menjadi fokus kerja sama, di antaranya pengembangan energi terbarukan, peningkatan ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi digital. Selain itu, kerja sama dalam meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ekonomi dan politik juga menjadi prioritas, mengingat peran perempuan yang signifikan dalam pembangunan masyarakat.
“Hubungan Afrika dan Indonesia bukan hanya berakar dari sejarah, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa mengeksplorasi peluang kerja sama di masa depan,” ujar Puan sembari menekankan bahwa hubungan antara kedua kawasan harus dibangun atas dasar saling menghormati, menghargai keberagaman, dan kesetaraan.
IAPF 2024 akan terdiri dari tiga sesi diskusi yang membahas berbagai topik penting, seperti kerja sama Selatan-Selatan untuk kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan, pembangunan komunitas tangguh melalui inisiatif kesehatan dan ketahanan pangan, serta pemanfaatan potensi perdagangan dan investasi untuk pertumbuhan ekonomi inklusif.
Forum ini berlangsung sebagai rangkaian dari Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang digelar pada 1--3 September 2024.
Pembukaan sidang IAPF turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, serta para anggota parlemen dari negara-negara Afrika.
Dengan kehadiran para pemimpin dan pembuat kebijakan ini, diharapkan forum ini dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat peran parlemen Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam membangun kemitraan strategis dengan Afrika untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.