- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:20 WIB
: Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (tengah) menyampaikan pandangannya bersama Minister of State for Fisheries Uganda Adoa Hellen (kanan) dan Chief Marketing Officer PTPN III Dwi Sutoro (kiri) saat Diskusi Panel sesi VIII Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024). Diskusi panel tersebut bertema Food Security dengan subtema Nutrition and Food SecurityStrategies for Sustainable Development in Africa and Indonesia. Media Center IAF II-HLF MSP/Fikri Yusuf/nym.
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 4 September 2024 | 05:51 WIB - Redaktur: Untung S - 193
Jakarta, InfoPublik — Dalam menghadapi tantangan global terkait pangan seperti perubahan iklim, gangguan rantai pasok, dan konflik geopolitik, kolaborasi internasional menjadi kunci. Indonesia, sebagai negara dengan potensi sumber daya pangan yang beragam, menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan global melalui berbagai inisiatif strategis.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Diskusi Panel Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 dengan tema "Food Security" dan subtema "Nutrition and Food Security Strategies for Sustainable Development in Africa and Indonesia," yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (3/9/2024).
Arief menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks. "Dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, dan forum ini sangat penting baik bagi Indonesia maupun kawasan Afrika. Ini adalah kesempatan untuk berbagi pengalaman dan ide-ide strategis guna merumuskan langkah konkret yang dapat memaksimalkan potensi di antara kedua belah pihak," ujarnya.
Dalam forum yang dihadiri oleh berbagai stakeholder dari Indonesia dan Afrika, Arief memaparkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mendorong sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif. Dia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dalam berbagi pengetahuan untuk memperkuat ketahanan pangan.
Arief menguraikan beberapa potensi kerja sama di kawasan Asia-Afrika dalam konteks pangan, termasuk penanganan food loss and waste, pembangunan pola pangan yang bergizi seimbang, serta pemetaan daerah rentan rawan pangan. "Berbagai aspek ketahanan pangan bisa dioptimalkan melalui transfer teknologi, penguatan capacity building, dan berbagi pengalaman serta pengetahuan dalam isu-isu pangan ini," jelasnya.
Selain itu, Arief juga melihat forum itu sebagai kesempatan emas untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara Afrika, terutama di bidang pangan dan agribisnis. "Kami melihat potensi besar dalam memperluas pasar ekspor produk pangan Indonesia ke Afrika, yang dapat menciptakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan," tambahnya.
Indonesia-Africa Forum 2024 adalah platform yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika, dihadiri oleh kepala negara, pejabat tinggi, dan pelaku usaha dari berbagai negara Afrika. Forum itu juga menekankan pentingnya kerja sama dalam konteks Global South dengan tema "Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063."