- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 21 November 2024 | 14:01 WIB
: Keterangan Foto: Pertunjukkan kembang api dan video mapping saat Gala Dinner KTT ke-43 ASEAN di Hutan Kota Plataran, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Agus Suparto/pras.
Jakarta, InfoPublik – Makan malam kenegaraan untuk para Kepala Negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, atau The 43rd ASEAN Summit Gala Dinner, di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta seolah menunjukkan Indonesia adalah negara yang penuh dengan keramahan serta menjunjung tinggi martabat tamu.
Dari mulai dekorasi pintu masuk, pilihan menu makanan, hingga hiburan, dan cinderamata, semuanya menampilkan sisi terbaik dari Indonesia. Kebanggaan pada semua kekayaan alam ibu pertiwi disajikan untuk dinikmati para tamu dalam beragam bentuk.
Selain sajian makanan khas nusantara yang lezat, para tamu negara dan kehormatan dijamu pertujukan gerak dan lagu. Penampilan para artis muda berbakat Indonesia itu dibagi atas empat tema besar, setelah dibuka dengan permainan musik petik asal Pulau Rote Nusa Tenggara Timur (NTT) Sasando dan Dira Sugandi yang dengan suara emasnya menyanyikan lagu Mahadaya Cinta.
Dalam keterangan resmi Tim Komunikasi dan Media KTT ke-43 ASEAN, Rabu (6/9/2023). Tema pertama adalah The Sound of Indonesia yang menggambarkan semangat dan produktivitas, dan ditampilkan secara sempurna melalui pertunjukkan perkusi. Empat tarian tradisional Indonesia, yaitu Tari Alu, Tari Lesung, Tari Dol, dan Tari Kipas melengkapi pertunjukan babak pertama. Semua dikemas dalam gerak rancak yang mewakili perayaan dan kebahagiaan musim panen.
Tari yang ditampilkan memang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan tamu, hingga sesuai dengan momen malam ini. Tampilnya empat tarian tersebut menggambarkan bahwa Indonesia sangat gembira dikunjungi oleh semua. Selain itu, ada harapan bahwa semua bisa meniru kekompakan para penari dan pemusik, yang bekerja sama untuk menampilkan keindahan. ASEAN harus bersatu, bersama-sama mencapai tujuan menjadikan kawasan sebagai wilayah yang setara kesejahteraannya.
Tema kedua adalah The Soul of ASEAN. Babak ini adalah perayaan untuk keanekaragaman dan kekayaan warisan budaya dari negara-negara di ASEAN. 100 penari akan menampilkan beragam tarian tradisional secara bersambungan. Harmoni yang ditampilkan mewakili semangat ASEAN mewujudkan “One Vision, One Identity, and One Community.”
The Wave of Tomorrow menjadi tema ketiga, yang menggambarkan kesamaan visi bersama setiap negara anggota ASEAN untuk memanfaatkan penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi guna menjamin visi kolektif kawasan mengenai pembangunan berkelanjutan. Para tamu dihibur dengan lagu-lagu inspiratif, dikemas dalam kecanggihan teknologi yang menyuguhkan pengalaman hiburan baru untuk menggambarkan gelombang masa depan.
Tema The Epicentrum of Growth menjadi tema yang mengangkat keketuaan Indonesia tahun ini di ASEAN. Menampilkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, sejalan dengan pembentukan Komunitas ASEAN yang berupaya mengangkat potensi pertumbuhan setiap negara. Bagian ini berisi pilihan lagu-lagu yang semarak dan lincah untuk menggambarkan kekuatan ASEAN.
Semua pertunjukan dilakukan di panggung terbuka dengan latar belakang gedung pencakar langit ibu kota yang disulap dan dijadikan semacam giant screen untuk permainan cahaya dan pertunjukan multi media. Megah dan berkelas.