Begini Upaya Pemkot Padang Panjang Tangani Inflasi dengan Langkah Konkret dan Koordinasi Pusat

: Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang diadakan secara virtual di ruang VIP Balai Kota Padang Panjang, Rabu (28/8/2024). (Foto Diskominfo Padang Panjang)


Oleh MC KOTA PADANG PANJANG, Jumat, 30 Agustus 2024 | 14:45 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 177


Padang Panjang, InfoPublik — Pemerintah Kota (Pemkot) Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, terus memperkuat langkah-langkah penanganan inflasi melalui koordinasi erat dengan pemerintah pusat.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Padang Panjang, Winarno, menegaskan bahwa arahan Presiden telah ditindaklanjuti dengan enam langkah konkret untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan barang di pasaran.

“Enam langkah konkret ini meliputi operasi pasar murah, inspeksi mendadak ke distributor untuk mencegah penahanan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi, gerakan menanam, realisasi Belanja Tak Terduga (BTT), dan dukungan transportasi melalui APBD,” ujar Winarno usai Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang diadakan secara virtual di ruang VIP Balai Kota, Rabu (28/8/2024).

Winarno juga menjelaskan bahwa Presiden RI memberikan lima arahan penting kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memperkuat ketahanan pangan dan memastikan kelancaran distribusi. Arahan ini akan menjadi dasar bagi penyusunan roadmap pengendalian inflasi daerah 2025-2028.

“Lima arahan tersebut mencakup penguatan produksi pangan, penerapan teknologi pertanian berbasis riset, dorongan investasi untuk meningkatkan nilai tambah produksi, modernisasi sistem logistik, dan peningkatan sinergi antar lembaga di semua tingkatan,” tambahnya.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako Padang Panjang, Putra Dewangga, mencatat, inflasi di Padang Panjang pada Juli 2024 mengalami penurunan, mengacu pada data inflasi Kota Bukittinggi yang menunjukkan angka 2,95% yoy, turun dari 3,92% pada bulan Juni.

Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar -0,60% mtm pada Juli, dibandingkan dengan inflasi 0,22% pada Juni.

“Meski Padang Panjang bukan kota penghitung inflasi, data dari BPS menunjukkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang dihitung setiap minggu,” bebernya.  

“Pada minggu keempat Agustus 2024, IPH berada di -0,45%, menandakan fluktuasi harga yang rendah dengan komoditas seperti bawang merah, jeruk, dan cabai merah berkontribusi pada penurunan ini,” tambah Putra.

Melalui langkah-langkah ini, Pemko Padang Panjang berharap dapat terus menekan angka inflasi dan memastikan stabilitas harga komoditas untuk kesejahteraan masyarakat. (MC Padang Panjang/harris)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 18:30 WIB
Presiden Jokowi Siap Buka PEPARNAS XVII di Solo, Ajang Prestisius Atlet Difabel
  • Oleh MC KAB KAYONG UTARA
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 17:37 WIB
Desa Sedahan Jaya Raih Penghargaan Desa Cantik Terbaik Kalbar 2023!
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 11:14 WIB
Bapanas dan BPS Identifikasi Faktor Kerawanan Pangan, Targetkan SDGs 2030