- Oleh MC PROV GORONTALO
- Kamis, 21 November 2024 | 16:43 WIB
: Bupati Kab. Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete, dan jajarannya seusai kegiatan workshop di aula Hotel Sinar Tambolaka Kab. SBD, NTT, Selasa (20/8/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB SUMBA BARAT DAYA, Rabu, 21 Agustus 2024 | 14:56 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 211
Tambolaka, InfoPublik – Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete, membuka workshop "Hasil Penguatan Kapasitas Surveilans Terpadu untuk Forum Komunikasi Puskesmas dan Puskeswan serta Kelompok Kerja Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru" di aula Hotel Sinar Tambolaka Kabupaten SBD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (20/8/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten SBD yang dihadiri Direktur Pencegahan dan Koordinator Penyakit Menular Kemenkes RI, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten SBD Christofel Horo, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten SBD, Kepala Baperida Kabupaten SBD, Kepala Dinas PMD, para kepala puskesmas, dan para tamu undangan lainnya.
Dalam kata sambutannya, Kornelius mengatakan bahwa hewan dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, misalnya sebagai sumber makanan atau sebagai sumber mata pencaharian, olahraga, pendidikan dan persahabatan. Tentunya kedekatan manusia dengan hewan dan lingkungan turut memberikan peluang penyebaran penyakit menular.
Covid-19 merupakan salah satu contoh penyakit yang menyebabkan masalah kesehatan yang harus diselesaikan dengan pendekatan one health.
Selain itu, pendekatan one health juga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan. Misalnya penyakit zoonosis yang merupakan penyakit atau infeksi yang secara alami dapat ditularkan melalui hewan ke manusia, begitupun sebaliknya.
“Salah satu contoh dari penyakit zoonosis ini adalah rabies yang saat ini pada pertengahan Mei 2024 sudah ada 15 kabupaten di NTT yang terpapar rabies, sembilan kabupaten di Pulau Flores dan Lembata, dan enam kota/kabupaten di Pulau Timor. Kondisi ini jika tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin dapat menyebar ke daerah lainnya di NTT, termasuk wilayah kita di Pulau Sumba,” ujarnya.
Kornelius juga menyampaikan bahwa prioritas saat ini adalah untuk mencegah penyakit zoonosis agar tidak masuk ke wilayah Sumba Barat Daya. Oleh karena itu perlu langkah-langkah sistematik agar semua sektor dapat terlibat.
"Karena kegiatan hari ini merupakan kegiatan yang sangat baik, kita akan bersama-sama mengikuti diseminasi hasil surveilans terpadu yang merupakan strategi yang memadukan mekanisme kerja lintas sektor, kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan dalam mencegah, mendeteksi, dan respon zoonosis dan penyakit yang ditularkan vektor," tutur Kornelius.
Ia menambahkan, melalui surat Keputusan Bupati Nomor 66/KEP/HK/2024, sudah ada tim koordinasi daerah pencegahan dan pengendalian zoonosis serta penyakit infeksius baru di Kabupaten SBD, serta pembentukan forum komunikasi puskesmas dan puskeswan di kecamatan lokus, yaitu Kodi dan Kodi Utara.
Ia pun berharap semua pihak dari berbagai sektor dapat bekerja sama dan berkolaborasi terutama dalam hal deteksi dini, melakukan penelitian yang akurat, respons yang efektif dan sebuah peristiwa yang mengancam kesehatan.
“Maka kita dapat mewujudkan ketahanan kesehatan di Kabupaten SBD bahkan berkontribusi untuk melindungi satu Sumba, NTT, dan Indonesia dari wabah penyakit menular pada manusia dan hewan di masa depan,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri kata sambutan, Kornelius menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Australia melalui program kemitraan Australia dan Indonesia untuk ketahanan kesehatan yang telah memberikan dukungan dalam mendukung ketahanan kesehatan dan pengendalian zoonosis di Kabupaten SBD.
“Atas seizin kita sekalian serta memohon kekuatan dari Yang Maha Kuasa, maka kegiatan 'Workshop Hasil Penguatan Kapasitas Surveilans Terpadu untuk Forum Komunikasi Puskesmas dan Puskeswan serta Kelompok Kerja Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru Kabupaten SBD' secara resmi saya nyatakan dibuka," tuturnya. (MC. Kabupaten SBD/Isto)