- Oleh Isma
- Selasa, 3 September 2024 | 13:27 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Foto : Dinkes Tuban saat gelar Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Program TBC. (siti)
Oleh MC KAB TUBAN, Jumat, 28 Februari 2025 | 16:26 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 142
Tuban, Infopublik – Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban menggelar Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Program Tuberkulosis (TBC) di aula Dinkes P2KB Tuban pada Jumat (28/02/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengendalian penyakit TBC di Kabupaten Tuban dengan melibatkan seluruh puskesmas di daerah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia, setelah India. Salah satu tantangan besar dalam pengendalian TBC adalah banyak pasien yang enggan berobat, yang akhirnya memperburuk penularan.
"Kami menekankan pentingnya peran puskesmas untuk menerima pasien dan kontak serumah mereka dengan baik, serta meningkatkan keterlibatan kader kesehatan untuk mendampingi pasien menjalani pengobatan," ujarnya.
Berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang lebih berfokus pada menemukan kasus TBC, pelatihan kali ini lebih menitikberatkan pada strategi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien. Syahrul menambahkan, tujuannya adalah agar penanggung jawab TB dari puskesmas dapat lebih aktif mendorong pasien untuk menjalani pengobatan hingga selesai. Dengan langkah ini, diharapkan upaya pengendalian TBC di Tuban bisa lebih efektif dan angka penularan dapat ditekan.
Selain itu, Dinkes P2KB Tuban juga menekankan pentingnya ketersediaan obat Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Syahrul Afifa Ratna Sari mengingatkan puskesmas untuk selalu berkoordinasi dengan farmasi guna memastikan ketersediaan obat. Jika terjadi kekurangan, puskesmas diharapkan segera mengonfirmasi ke dinas terkait agar pengobatan tetap lancar dan tepat waktu.
Berdasarkan data terbaru, dalam dua bulan terakhir, sebanyak 48 pasien telah menjalani pengobatan TBC, dan dalam satu tahun terakhir, total ada 200 pasien yang sudah ditangani. Sebagai langkah pencegahan dini, Dinkes P2KB Tuban akan menggelar skrining tuberkulosis bagi anak-anak usia dua tahun dengan pemeriksaan kesehatan gratis (CKG).
"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menekan penularan TBC di kalangan anak-anak," tambah Syahrul.
Sebagai motivasi tambahan, pemerintah menyampaikan bahwa setiap dua tahun sekali akan ada penghargaan bagi kabupaten/kota yang berhasil mengendalikan TBC. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi daerah-daerah lain untuk memperkuat upaya pengendalian TBC.
Syahrul juga menegaskan bahwa keberhasilan pengendalian TBC tidak hanya bergantung pada fasilitas kesehatan, tetapi juga pada sinergi antara kader TB dan puskesmas dalam menemukan dan mengedukasi pasien.
"Kami berharap pelatihan ini dapat semakin memperkuat kolaborasi antara puskesmas dan kader TB. Semakin banyak kasus yang ditemukan lebih awal, semakin besar peluang untuk mencegah penyebaran yang lebih luas," tutupnya.
Dengan evaluasi yang lebih rutin dan kebijakan yang lebih efektif, diharapkan program pengendalian TBC di Kabupaten Tuban dapat berjalan lebih baik. Upaya ini bertujuan untuk menekan angka penularan, meningkatkan tingkat kesembuhan pasien, dan mencegah TBC menyebar lebih luas di masyarakat. (siti mahfudotin/yavid/hei)