- Oleh MC KOTA TIDORE
- Senin, 25 November 2024 | 19:54 WIB
: Kepala Pelaksana BPBD Tidore Kepulauan, Muhammad Abubakar
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 8 Agustus 2024 | 17:35 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 229
Tidore, InfoPublik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, terus meningkatkan pengawasan di dua kecamatan yang rawan banjir, yakni Kecamatan Oba Utara dan Oba Selatan.
Kepala Pelaksana BPBD, Muhammad Abubakar, menyatakan, Desa Kusu dan Desa Toburo di Oba Utara serta Desa Trans Maidi di Oba Selatan menjadi fokus pengawasan karena sering mengalami banjir saat curah hujan tinggi.
“Khususnya di Desa Kusu dan Desa Toburo, Oba Utara, serta Desa Trans Maidi di Oba Selatan, wilayah-wilayah ini sering mengalami banjir ketika intensitas hujan sedang hingga lebat,” jelas Muhammad Abubakar, Rabu (7/8/2024).
BPBD telah berdiskusi dengan warga Trans Maidi mengenai penanggulangan bencana setelah banjir yang terjadi beberapa pekan lalu merusak sejumlah infrastruktur, termasuk talud yang roboh.
Saat ini, BPBD sedang melakukan normalisasi aliran sungai sepanjang 400 meter di wilayah tersebut untuk mencegah banjir lebih lanjut.
“Pengerukan di aliran sungai sedang dilakukan untuk normalisasi guna mengantisipasi banjir di masa mendatang,” ujar Muhammad Abubakar.
BPBD juga akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), Perkim, dan Dinas Kesehatan untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana. Khususnya, Kecamatan Oba Utara dan Oba Selatan menjadi perhatian utama dalam strategi penanganan kebencanaan.
“Kami telah menyusun strategi penanganan kebencanaan yang melibatkan berbagai instansi teknis, terutama di wilayah Oba yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana,” tambahnya.
Ke depan, BPBD akan memberi perhatian khusus pada beberapa desa di daratan Oba dengan kegiatan penanganan khusus seperti pembuatan penahan ombak dan langkah-langkah mitigasi lainnya.
BPBD berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan stakeholder di tingkat kecamatan dan desa yang memiliki potensi kerawanan bencana.
“Koordinasi dengan pihak terkait akan terus dilakukan untuk memastikan penanganan bencana yang efektif dan cepat di wilayah-wilayah rawan,” pungkasnya. (MC Tidore)