Menko Polhukam: Teladani Pendiri Bangsa untuk Kepemimpinan Nasional yang Harmonis

: Menko Polhukam RI, Hadi Tjahjanto, saat membuka Festival Niti Raja Sasana – Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri, di Ubud, Bali, Sabtu (19/7/2024). Foto: Dok Humas Kemenko Polhukam


Oleh Fatkhurrohim, Minggu, 21 Juli 2024 | 21:15 WIB - Redaktur: Untung S - 236


Bali, InfoPublik – Dalam upaya menguatkan nilai kearifan bangsa dalam kepemimpinan nasional, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Hadi Tjahjanto, menekankan pentingnya meneladani para pendahulu dan pendiri bangsa Indonesia yang telah mampu meramu keberagaman suku, budaya, dan agama menjadi persatuan Indonesia.

Menurut Menko Hadi, para pendiri bangsa telah mampu membangun kesadaran bersama untuk hidup secara harmonis, bukan saja antar-manusia, antar-suku bangsa, melainkan juga dengan alam semesta.

“Dalam tatanan bernegara, nilai dan budaya itu mampu beradaptasi dengan sistem bernegara modern, sehingga para pendiri bangsa menentukan bangunan negara kita berdasarkan sistem demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai asal dan tujuan kehidupan bernegara,” kata Hadi, dalam keterangan tertulisnya Minggu (21/7/2024), saat membuka Festival Niti Raja Sasana – Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri, di Ubud, Bali.

Menko Hadi menegaskan bahwa Festival Niti Raja Sasana telah mampu mempertahankan budaya dan membuka sastra-sastra yang ada di sekitar kehidupan manusia sehingga pesan-pesan leluhur untuk bisa menjadikan Indonesia negara yang makmur dapat tersampaikan kepada generasi penerus.

“Pesan kemanusian ini konsepnya memberi suatu kebahagiaan dengan kepemimpinan, keteladanan yang datang dari rakyat yang sudah disampaikan oleh para leluhur,” pungkas Menko Hadi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, menambahkan bahwa Bali juga diwarisi nilai kepemimpinan oleh ajaran para leluhur.

“Ini umurnya sangat tua sekali, bahkan kalau kita lihat karya-karya ilmu politik dari pemerintahan dunia barat itu umurnya jauh lebih muda dari sebuah karya Nitisastra dan juga Arthasastra,” kata Ari.

Ari menyampaikan bahwa perkembangan karya sastra di nusantara selain di Bali juga sangat luar biasa, seperti banyaknya karya sastra yang dihasilkan di Jawa kuno. “Karena itu kita mempunyai gudang sastra yang luar biasa dan kita bersyukur sastra itu diselamatkan oleh Bali,” ungkap Ari.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Rabu, 4 September 2024 | 13:42 WIB
Pilkada Serentak 2024, Manifestasi Konkret Demokrasi Indonesia
  • Oleh Untung Sutomo
  • Senin, 2 September 2024 | 10:46 WIB
Jamuan Santap Malam IAF 2024 Promosikan Kekayaan Parekraf Indonesia ke Dunia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Senin, 2 September 2024 | 08:59 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Dubes AS Bahas Penguatan Kerja Sama Pendidikan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Senin, 26 Agustus 2024 | 14:42 WIB
Kemendikbudristek Rekomendasikan 272 Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2024