- Oleh MC KOTA TIDORE
- Kamis, 21 November 2024 | 17:44 WIB
: Ilustrasi aktivitas eskor impor barang.
Oleh MC KOTA TIDORE, Selasa, 16 Juli 2024 | 16:13 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 221
Ternate, InfoPublik – Provinsi Maluku Utara mengalami surplus neraca perdagangan sebesar USD520,42 juta pada Juni 2024 atau setara dengan Rp8,4 triliun.
Meskipun surplus ini menunjukkan angka yang besar, terjadi penurunan dibandingkan periode sebelumnya, yaitu Mei 2024, yang tercatat sebesar USD546,89 juta.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara, Nurhidayat Maskat, menjelaskan bahwa penurunan surplus ini disebabkan oleh turunnya nilai ekspor seluruh komoditas pada Juni 2024.
"Nilai ekspor Provinsi Maluku Utara pada Juni 2024 mencapai USD858,56 juta secara bulanan. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan nilai ekspor pada Mei 2024 yang sebesar USD1.010,37 juta," ungkap Nurhidayat dalam rilis yang disampaikan pada Senin (16/7/2024).
Namun, secara tahunan, nilai ekspor mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan Juni 2023 yang sebesar USD775,96 juta, nilai ekspor pada Juni 2024 meningkat menjadi USD858,56 juta.
Sementara itu, share ekspor Maluku Utara pada bulan Juni 2024 terdiri dari komoditas besi dan baja (HS 72) sebesar 62,59 persen, nikel (HS 75) 32,62 persen, bahan kimia anorganik 4,37 persen, dan komoditas ikan serta udang 0,06 persen.
Pangsa ekspor terbesar berasal dari Tiongkok dengan kontribusi 93,10 persen, diikuti oleh India 1,77 persen, Inggris 1,69 persen, dan negara lainnya 3,45 persen.
Di sisi lain, nilai impor Maluku Utara pada Juni 2024 tercatat sebesar USD338,14 juta, mengalami penurunan sebesar 27,04 persen dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencapai USD463,48 juta. Namun, secara tahunan, nilai impor mengalami peningkatan sebesar 8,06 persen dari USD312,92 juta pada Juni 2023.
"Penurunan nilai impor secara bulanan dipengaruhi oleh penurunan nilai impor komoditas bahan bakar mineral serta lima komoditas lainnya," jelas Nurhidayat.
Share impor Maluku Utara pada Juni 2024 meliputi mesin/peralatan listrik sebesar 26,89 persen, mesin-mesin/pesawat mekanik 23,89 persen, garam, belerang, kapur 10,83 persen, bahan bakar mineral 6,15 persen, dan sejumlah komoditas lainnya. Pangsa impor Maluku Utara di antaranya berasal dari Tiongkok, Arab Saudi, Filipina, dan negara lainnya. (Dv/MC Tidore)