Dinas P2PA Provinsi Gorontalo Bantu Pulihkan Trauma Keluarga Korban Longsor Tambang Suwawa

Bone Bolango, InfoPublik - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) Provinsi Gorontalo telah mengambil langkah proaktif untuk memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban longsor tambang Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Langkah ini diambil sebagai upaya meringankan beban emosional dan psikologis yang dialami oleh keluarga korban bencana.

Sejak bencana longsor yang terjadi di lokasi tambang Suwawa, tim dari P2PA bersama dengan psikolog Provinsi Gorontalo telah hadir di lokasi untuk memberikan bantuan.

Kepala Dinas P2PA Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman, mengungkapkan bahwa dukungan psikologis sangat penting untuk membantu keluarga korban, terutama kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.

“Bencana ini meninggalkan dampak yang mendalam pada kesehatan mental para keluarga korban. Oleh karena itu, pendampingan psikologis ini sangat penting untuk membantu mereka pulih dari trauma,” ujar Yana.

Dalam proses pendampingan, tim dari P2PA dan psikolog memberikan berbagai bentuk dukungan, mulai dari konseling individu, terapi kelompok, hingga dukungan emosional lainnya. Pendekatan ini dilakukan secara personal untuk memastikan setiap individu mendapatkan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu kasus yang menjadi perhatian khusus adalah seorang istri korban yang mengalami trauma parah. Istri korban ini baru menikah enam bulan yang lalu dan suaminya sampai saat ini belum ditemukan.

Menurut laporan keluarga, beberapa rekan korban di Nat 1 telah ditemukan dalam keadaan meninggal, sedangkan korban di Nat 2, tempat yang lebih parah, belum ditemukan hingga kini.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi istri korban. Trauma yang dialaminya sangat mendalam, terutama mengingat ia baru saja menikah dan suaminya belum ditemukan. Kami telah meminta nomor telepon istri korban untuk tindak lanjut assessment trauma dan memastikan ia mendapatkan dukungan yang dibutuhkan,” jelas Yana.

Tim P2PA bekerja sama dengan psikolog telah melakukan berbagai intervensi untuk membantu korban dan keluarganya mengatasi trauma. Mereka tidak hanya memberikan konseling dan terapi, tetapi juga mengadakan kegiatan kelompok yang bertujuan untuk membangun kembali semangat dan rasa kebersamaan di antara keluarga korban.

Selain itu, P2PA juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kebutuhan dasar keluarga korban terpenuhi. Bantuan logistik, seperti makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya, terus disalurkan untuk memastikan keluarga korban dapat bertahan dalam situasi sulit ini.

“Kami memahami bahwa bantuan psikologis saja tidak cukup. Kebutuhan dasar mereka juga harus terpenuhi. Oleh karena itu, kami berupaya memastikan bahwa keluarga korban mendapatkan semua dukungan yang mereka butuhkan, baik secara fisik maupun emosional,” tambah Yana.

Respons cepat dari P2PA Provinsi Gorontalo mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Langkah ini dianggap sebagai bentuk kepedulian nyata pemerintah terhadap warganya yang terkena musibah. Banyak pihak berharap bahwa upaya ini dapat membantu keluarga korban untuk bangkit dan melanjutkan hidup mereka meski dalam kondisi yang sangat berat.

Lebih lanjut, Yana menegaskan komitmen pihaknya untuk terus mendampingi keluarga korban hingga mereka benar-benar pulih dari trauma. "Kami akan terus berada di sini, mendampingi dan memberikan dukungan. Ini adalah tugas kami dan kami akan menjalankannya dengan sepenuh hati,” pungkasnya.

Sebagai informasi, hingga hari keenam proses pencarian korban longsor, terhitung yang meninggal dunia sebanyak 26 orang. 280 orang lainnya telah berhasil diselamatkan dan 19 orang masih dalam proses pencarian. (mcgorontaloprov/war)