- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Selasa, 22 Oktober 2024 | 07:05 WIB
: Staf Ahli Mendikbudristek (SAM) bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Minggu, 30 Juni 2024 | 13:47 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 194
Jakarta, Infopublik - Staf Ahli Mendikbudristek (SAM) bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin, mengungkapkan, pemerintah terus berupaya menyelenggarakan berbagai ajang prestasi. Melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Kemendikbudristek pun telah menggelar sekitar 42 ajang. Selain itu, masyarakat, pihak swasta, BUMN, dan lainnya juga menyelenggarakan berbagai ajang talenta atau kompetisi, baik akademik maupun nonakademik.
“Untuk memastikan semua ajang tersebut benar-benar merepresentasikan portofolio dan kemampuan siswa, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan kurasi. Dalam konteks pendidikan, ini mirip dengan proses akreditasi yang digunakan di satuan pendidikan,” ujar Tatang, dalam keterangan tertulis yang diterima Infopublik, Minggu (30/6/2024).
Ia menjelaskan, jika siswa telah memiliki prestasi di tingkat nasional, mereka akan memiliki akses ke berbagai kesempatan fasilitasi karier belajar yang lain.
“Termasuk beasiswa untuk studi lanjut, baik melalui Beasiswa Maju maupun Beasiswa Pendidikan Indonesia. Bahkan, ada yang bisa sampai ke tingkat internasional,” kata Tatang.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaraja, Made Sri Astiti menilai kurasi talenta menjadi suatu hal yang krusial bagi satuan pendidikan dalam mengarahkan siswanya ke lomba atau ajang yang relevan, yang memungkinkan mereka tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT).
“Masuknya siswa dalam SIMT sangat penting karena membuka peluang untuk mendapatkan berbagai fasilitas, terutama beasiswa Indonesia Maju, serta memberikan kontribusi positif pada penilaian kinerja lembaga,” tuturnya.
Sambungnya, pelaksanaan kurasi lomba memiliki dampak positif yang signifikan bagi siswa dengan berbagai bakat dan minat. Siswa dapat mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh perguruan tinggi atau lembaga lain, sehingga adanya nilai serta pengakuan terhadap prestasi yang diraih.
“Adanya penilaian pada kurasi setiap tahunnya mendorong penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas lomba dan menjadikannya lebih bermanfaat serta memiliki nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemanfaatan kurasi talenta dan SIMT juga dirasakan oleh Arjuna Ayasa Putra, penerima Beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan 2. “Berkat pemanfaatan kurasi dan SIMT, saya berhasil meraih beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan ke-2,” ujarnya.
Saat masih duduk di kelas XII SMA, ia mengikuti pendaftaran beasiswa Indonesia Maju, tetapi belum memahami sepenuhnya nilai dari lomba-lomba yang diikuti. Dengan adanya kurasi dan SIMT, ia dapat mengetahui lembaga-lembaga selain Puspresnas yang telah masuk kurasi. Hal ini mempermudahnya dalam menilai serta memilih instansi penyelenggara lomba yang berkualitas.
Arjuna mengaku getol melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan kurasi talenta dan SIMT ke junior di sekolah agar dapat mengakses kesempatan fasilitasi karier belajar seperti dirinya.