- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Kamis, 7 November 2024 | 07:33 WIB
: DP3AP2KB Gelar Rakortek Gema Paris -Foto:Mc.Probolinggo
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Selasa, 30 Januari 2024 | 13:51 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 163
Probolinggo, InfoPublik - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi teknis (rakortek) Gerakan Bersama PNS Asuh Risiko Stunting (Gema Paris) di ruang pertemuan Bentar Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Probolinggo, Senin (29/1/2024).
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin didampingi Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga dr Adi Nugroho Widiananta Danupaya ini diikuti 28 orang dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 24 Sekretaris Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin mengatakan Gema Paris adalah Gerakan Bersama seluruh PNS (Pegawai Negeri Sipil) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dikoordinir oleh Kepala Perangkat Daerah masing-masing dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Probolinggo.
"Program ini digunakan sebagai penguatan kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Probolinggo (Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga)," katanya.
Hudan menjelaskan Gema Paris ini dimaksudkan untuk melaksanakan gerakan bersama PNS di lingkungan Pemkab Probolinggo untuk percepatan penurunan angka resiko stunting di Kabupaten Probolinggo.
"Gema Paris ini bertujuan untuk melibatkan PNS dalam rangka percepatan penurunan angka resiko stunting dengan pengasuhan terhadap sasaran beresiko stunting dan menurunkan angka resiko stunting pada ibu hamil dengan KEK, anemia dan risiko lainnya. Sekaligus menurunkan angka resiko stunting pada anak bawah dua tahun (Baduta)," jelasnya.
Menurutnya, program Gema Paris dilaksanakan melalui Instruksi Bupati. PNS pelaksana pengasuhan adalah PNS non eselon dan diluar PNS yang akan menjalani satu tahun sebelum pensiun. Sasaran pengasuhan adalah ibu hamil dehngan risiko anemia, kurang energi kronis dan risiko tinggi lainnya beserta anak bawah dua tahun dengan gizi kurang.
"Data sasaran berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo yang akan terus update setiap bulan disesuaikan dengan jumlah PNS yang ada. Pembagian wilayah tempat pengasuhan oleh PNS di OPD mengikuti pembagian program Gesek Ekstrem," terangnya.
Ia menekankan apabila terdapat kelebihan atau kekurangan sasaran dibanding dengan PNS dalam wilayah sasaran, maka akan di atur wilayah tugasnya oleh Tim Gema Paris. PNS atau sasaran yang mengalami mutasi dalam proses pengasuhan akan diatur kembali oleh Tim Gema Paris.
"PNS dalam melaksanakan pendampingan berkoordinasi dengan TPK (Tim Pendamping Keluarga) sebanyak 888 tim dengan 2.664 personil di masing-masing desa," tegasnya.
Lebih lanjut, diri menekankan pelaporan dilakukan oleh masing-masing PNS kepada Sekretaris Daerah selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Probolinggo melalui TPPS tingkat kecamatan/Koordinator PKB kemudian diteruskan pada DP3AP2KB (Sekretaris TPPS Kabupaten) setiap bulan menggunakan link google form.
"PNS melakukan kunjungan langsung minimal 1 kali dalam satu bulan dengan melampirkan bukti foto, melaporkan apabila terjadi keadaan darurat sasaran resiko stunting ke fasilitas kesehatan terdekat (puskesmas atau call center PSC 119) dan pengisian pelaporan dalam link akan ditutup setiap bulan pada tanggal 5 setelah satu bulan pengasuhan sasaran dan direkapitulasi dalam laporan evaluasi bulanan. Program ini menjadi tugas tambahan PNS yang dapat dimasukkan dalam kinerja harian PNS melalui E-Stamina," pungkasnya. (MC Kab Probolinggo/wan/son/eyv)