:
Oleh MC PROV RIAU, Jumat, 3 Januari 2025 | 09:49 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 188
Pekanbaru, InfoPublik – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau mencatat lonjakan kasus penyakit pada hewan ternak sepanjang tahun 2024. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), demam babi Afrika, dan penyakit kulit benjolan menjadi perhatian utama karena berdampak signifikan pada produktivitas peternakan di wilayah ini.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, Faralinda Sari, menjelaskan bahwa PMK adalah penyakit yang paling banyak menyerang hewan ternak pada tahun lalu.
"Data kami menunjukkan sebanyak 519 ekor ternak terpapar PMK. Selain itu, penyakit ngorok juga menjadi ancaman dengan 303 kasus, terutama di wilayah Kampar. Kasus demam babi Afrika tercatat sebanyak 120 kasus," ungkap Faralinda melalui keterangan pers yang diterima pada Kamis (2/1/2025).
Penyebaran penyakit ternak di Riau dipengaruhi oleh mobilitas hewan, kondisi lingkungan, dan kurangnya kesadaran peternak dalam menjaga kesehatan ternaknya. "Kami terus mengedukasi peternak agar lebih peduli terhadap pencegahan penyakit hewan ternak," katanya.
Untuk mengatasi penyebaran penyakit, Dinas PKH Riau telah melakukan vaksinasi massal sepanjang tahun 2024. Vaksinasi diberikan kepada berbagai jenis hewan ternak, antara lain:
Kabupaten Kampar menjadi wilayah dengan jumlah kasus penyakit tertinggi, mencapai total 438 kasus, disusul oleh Kabupaten Indragiri Hulu dengan 321 kasus.
"Kami terus memantau dan memberikan penanganan di wilayah-wilayah dengan kasus tinggi. Kerja sama dengan masyarakat menjadi kunci untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini," ujar Faralinda.
Memasuki tahun 2025, Dinas PKH Provinsi Riau menargetkan peningkatan vaksinasi dan pengawasan kesehatan hewan. Selain itu, sosialisasi kepada peternak terkait kebersihan kandang dan pola makan hewan ternak akan diperkuat.
“Kami optimistis dengan kerja sama semua pihak, jumlah kasus penyakit hewan ternak di Riau dapat ditekan tahun ini,” tutup Faralinda.
(Mediacenter Riau/ms)