Kuliner Rumahan D’Pon Betutu Gianyar, Tetap Eksis Selama 16 Tahun

:


Oleh MC KAB GIANYAR, Selasa, 20 Desember 2022 | 10:41 WIB - Redaktur: Kusnadi - 255


Gianyar, InfoPublik - Ayam betutu merupakan salah satu kuliner khas Bali yang sangat popular di kalangan masyarakat, dimana ayam betutu memiliki proses yang terbilang cukup lama namun mendapatkan cita rasa yang luar biasa. Dengan dipadukan bumbu khas Bali, ayam betutu bisa bersaing sampai sekarang di tengah terjangan makanan barat yang masuk ke Bali. Salah satu pengusaha rumahan ayam betutu yang masih bisa bersaing sampai sekarang yakni D’Pon Betutu yang berasal dari Br. Pekandelan Abianbase Gianyar.

“Tiang (saya) berjualan betutu sudah terbilang cukup lama, kurang lebih 16 tahunan,” ujar pemilik D’Pon Betutu Made Winata.

Ketika ditemui Tim Liputan Kominfo Gianyar, Selasa (20/12/2022) pemilik D'Pon Betutu,  Made Winata menjelaskan, awalnya menjalani bisnis ini karena melihat peluang yang terbuka lebar kala itu karena tidak ada pesaing di sini yang berjualan betutu sebelumnya, dan mencoba membuka bisnis kecil-kecilan di bidang kuliner ayam betutu. Terbilang respon dari pembeli yang mengapresiasi dari segi bumbu yang digunakan terbilang sesuai dengan lidah pembeli. “Bumbunya sendiri memang dibuat sendiri oleh istri , karena basic istri memang pernah bekerja di salah satu restoran ternama di Bali,” terang Made Winata.

Made Winata menambahkan, proses pembuatan betutu kurang lebih memakan waktu 5 sampai 6 jam, dengan menggunakan kayu bakar. Kayu bakar dipilih dibanding menggunakan gas elpiji, bisa dibilang menggunakan kayu bakar dalam proses pembuatan betutu menjadikan cita rasa yang dihasilkan lebih gurih atau biasa dibilang nyangluh (gurih) dan organik tentunya. Untuk harga yang dibandrol satu paket ayam betutu lengkap dengan isian kuah dan kacang sebesar 110 ribu rupiah. Pemesannya sendiri harus minimal satu hari sebelumnya karena melihat proses yang cukup panjang.

“Sebelum harga ayam meroket biasanya ayam betutu lengkap dibandrol dengan harga 90 ribu rupiah,” tutur Made Winata. Banyaknya pesanan perhari bisa dibilang tidak tentu, kira-kira 5 sampai 10 ekor per harinya. Untuk hari raya biasanya bisa menerima pesanan 90 ekor, sampai banyak pesanan yang ditolak karena kapasitas pembuatannya pembuatannya cukup kecil.

“Sebenarnya tidak boleh menolak rejeki namun apa daya, kapasitas segitu sudah termasuk cukup banyak untuk produksi rumahan,” terang Made Winata.

“Harapan tiyang (saya) semoga bisnis rumahan ini semakin lancar, lebih di kenal banyak orang dan semoga bisa terus menjadi sandaran hidup untuk kami sekeluarga,” pungkasnya.(MC Gianyar)