175 Warga Terdampak Banjir Rob Masih Bertahan di Pengungsian

:


Oleh MC KOTA PEKALONGAN, Senin, 13 Desember 2021 | 15:11 WIB - Redaktur: Tobari - 249


Pekalongan, InfoPublik - Sebanyak 175 orang warga yang mengungsi akibat banjir rob yang melanda Kota Pekalongan, Jawa Tengah hingga kini belum kembali ke rumah.

Mereka memilih bertahan sementara waktu di sejumlah titik lokasi pengungsian karena wilayah tempat tinggalnya masih terendam air dengan ketinggian 20-30 sentimeter.

Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Saminta, SPd, mengungkapkan bahwa, berdasarkan hasil assesment tim Posko Siaga Bencana BPBD Kota Pekalongan per Minggu (12/12/2021) kondisi banjir rob di Kota Pekalongan masih tetap.

Terdapat 175 orang warga Kota Pekalongan masih mengungsi di beberapa titik pengungsi, terutama paling banyak di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dengan rata-rata ketinggian air di wilayah terdampak yakni berkisar 20-30 sentimeter.

Kondisinya masih sama seperti kondisi kemarin, di mana daerah Pasirkratonkramat (PKK), Kecamatan Pekalongan Barat yang surutnya paling lama.

Sementara di wilayah Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara sudah mulai ada penyurutan, tetapi kalau ada rob lagi, airnya kembali masuk (naik),” tutur Saminta, Senin (13/12/2021).

Saminta menjelaskan, untuk prediksi BMKG terkait intensitas curah hujan maupun pasang surut air laut, sejak awal sudah disampaikan dari awal Desember 2021-Januari 2022, bahkan puncaknya diperkirakan pada pertengahan Januari 2022-Februari 2022.

Dari BPBD, kita tetap monitor terus dan prediksi BMKG sudah sampaikan ke masyarakat, yang penting kita senantiasa berwaspada.

Terutama yang menjadi perhatian adalah lurah-lurah yang selama ini wilayahnya terdampak genangan banjir, dimohon selalu memonitor warganya barangkali ada yang sakit.

"Sehingga kita bisa mengambil langkah-langkah penanganan bencana yang cepat dan tepat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Saminta menyebutkan, wilayah yang masih tergenang banjir rob, salah satunya di wilayah Pasirkratonkramat RW. 005 dan RW. 006 yang kondisi airnya masih stagnan, karena ditambah bocoran tanggul di daerah Pabean perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan.

“Untuk pasang surut air laut ini biasanya terjadi tidak mesti, kadang pagi, kadang sore. Langkah utama memang harus ada langkah-langkah mitigasi bencana yang dikerjakan bersama-sama antara Kota dan Kabupaten Pekalongan,” katanya. (Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan/toeb)