:
Oleh MC Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin, 7 Oktober 2019 | 08:20 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 361
Tuapejat, InfoPublik - Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yudas Sababggalet berharap budaya Mentawai tidak akan hilang di tengah perkembangan zaman, dan adanya interaksi berbagai latar masyarakat yang ada di kabupaten berjuluk " Bumi Sikerei " ini.
“Mentawai akan berkembang dan akan ada interaksi di sini, berbagai latar belakang di Mentawai ini, akan tetapi persoalannya kita harus harmoni dengan budaya, dan juga budaya kita tidak hilang, Hal itu bukan berarti budaya kita itu tidak bangkit, tidak muncul. Apa dampaknya soal pembangunan, dampaknya kita berangkat dari kebudayaan, Republik ini juga berangkat dari kebudayaan,”ujarnya.
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kepulauan Mentawai yang ke 20 tahun 2019 yang digelar di Pelataran Kantor Bupati di Tuapeijat, Jumat, (4/10/2019).
Lahirnya Pancasila oleh Bung Karno, katanya, juga melalui kajian secara budaya, bukan dari bangsa lain."Lahirnya Pancasila yang merupakan inspirasi dari Bung karno, kebudayaan digali sebagai dasar atau pondasi untuk membangun daerah, meski tetap ada dengan tetap ada harmoni dengan budaya lain, ini konsep filosofinya, "ujarnya.
Menurutnya, HUT ke - 20 tahun 2019, Kabupaten Kepulauan Mentawai juga mengangkat tema tentang Mentawai Unggul yang didasari pada tiga hal sebagai pedoman yakni infrastruktur, sumber daya manusia, dan pemekaran Mentawai.
Ia berpendapat bahwa rencana pemekaran bertujuan untuk memperbaiki sistem pemerintahan.“Bagaimana kita bisa mekarkan? Ini ide, kapan terjadi itu soal nanti. Memperbaiki sistem pemerintahan, Mentawai itu minimal tiga Kabupaten, Sipora satu Kabupaten, Siberut Satu Kabupaten, dan Pagai Utara-Selatan Satu Kabupaten, ini idealnya, bila perlu Tuapeijat menjadi Kota,”urainya.
Ia mencontohkan Madura juga yang sama besarnya dengan Mentawai atau Pulau Siberut dan memiliki tiga Kabupaten, ia menyampaikan rencana ini akan menjadi pedoman kedepan untuk memacu perkembangan Mentawai.
“Saya katakan bukan berarti harus cepat, tidak tapi idealnya harus tiga Kabupaten, dan kita gagas mulai sekarang. Tiga hal ini membuat kita, Mentawai bisa unggul,”imbuhnya.
Dirinya menyebutkan sejak Mentawai berada di Kabupaten Padang Pariaman pada 72 tahun silam, Mentawai tidak ada perubahan dan tidak maju, setelah Mentawai terpisah dari Padang Pariaman Mentawai sekarang sudah merasakan adanya perubahan.
“Ini yang kita maksud filosofi dengan tema “Harmoni Budaya, Mentawai Unggul, perpaduan itu, dasar kita, pondasi kita, budaya itu maksudnya ada cipta, karsa dan ada rasa, dari mana orang Mentawai mengkreasikan dengan kontek budaya, itu yang harus difasilitasi, harus dikembangkan, jadi itu inti pokok dari tema hari jadi Mentawai Tahun ini,”tuturnya.
Dirinya juga menekankan dengan usia Mentwai yang ke 20 tahun, ini saatnya Mentawai untuk melangkah jauh, baik dari pihak kepolisian, TNI, Basarnas, Kejaksaan, semua bergerak untuk menuju Mentawai maju dan unggul.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Mentawai, Bruno Guimek mengatakan bahwa Mentawai bukan tidak mungkin dimekarkan menjadi satu provinsi atau menjadi tiga kabupaten.
Kegiatan ini, katanya, tidak cukup, maka harus ada rencana ke depan baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun pembangunan lainnya sebagai pendukung kemajuan Mentawai kedepan.
“Kita baik dari anggota DPRD maupun Bupati dan Wakil Bupatinya adalah orang Mentawai, ini artinya sinkronisasi soal budaya perkembangan pembangunan kedepan itu tidak sulit, ketika ada hamonisasi soal budaya kebiasaan orang mentawai itu tidak sulit, ketika kita ada persoalan-persoalan itu tidak sulit,”tambahnya.