:
Oleh MC KOTA SOLOK, Selasa, 18 Juni 2019 | 05:01 WIB - Redaktur: Tobari - 610
Solok, InfoPublik – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Solok bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat melakukan konservasi dan digitalisasi Naskah Kuno koleksi Surau Latiah Kota Solok, untuk penyelamatan fisik naskah.
Kegiatan di Ruang Pengolahan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok tersebut, telah berlangsung selama lima hari, mulai hari Rabu sampai Minggu (12 s/d 16 Juni 2019).
Tim konservasi dan digitalisasi Naskah Kuno berjumlah 5 orang, terdiri dari Hariadi, SS, MA. Hasanah, SS, Budi Eka Putra, S. Sos, Reza Lahardo, SS dan Chairullah Ahmad, M. Hum.
Hariadi selaku ketua tim mengatakan konservasi dan digitalisasi naskah kuno ini dilakasanakan dengan tujuan untuk penyelamatan fisik naskah, dan memudahkan untuk mengetahui kandungan isi naskah.
“Naskah-naskah Surau Latiah ini terdiri dari berbagai topik seperti kawaid Bahasa Arab, Fiqih, Tasawuf dan Mantiq. Kegiatan selanjutnya akan akan dilanjutkan dengan alih tulis atau alih bahasa,” kata Hariadi.
Naskah Kuno memiliki arti penting sebagai sejarah kebudayaan dan berkembang ilmu pengetahuan di sebuah bangsa dan negara. Hal ini mengharuskan perpustakaan untuk melestarikan dan menyelamatkan naskah kuno.
"Karena dengan menyelamatkan dan melestarikan naskah kuno, Perpustkaan telah melestarikan masa lalu untuk masa depan,” kata Suhartinah, S.Pd, MM selaku Sekretaris DPK Kota Solok, pada saat tinjauan ruangan pelaksanaan konservasi dan digitalisasi Naska Kuno tersebut.
Sementara, Dra. Pidriati Kepala Seksi Pengembangan, Pengolahan dan Konservasi Koleksi DPK Kota Solok pada kesempatan tersebut mengatakan di era digital selain tantangan, juga bisa diambil keuntungan. Masa lalu tidak untuk dilupakan, apalagi ditenggelamkan.
“Sekarang yang perlu kita lakukan bagaimana caranya kebaikan dari masa lalu itu bisa diteruskan untuk hari ini. Naskah kuno sangat perlu sekali untuk diselamatkan, karena banyak nilai-nilai kebaikan yang terdapat di dalamnya untuk dimasa sekarang,” tutur Pidriati.
Jadi jangan hanya berhenti menjadi koleksi perpustakaan, jangan berhenti pada kajian-kajian yang diberikan oleh para ahli sastra, tapi hasil kajian itu bisa diambil manfaatnya secara kongkret ke dalam kehidupan sekarang.
Setidaknya untuk perlindungan negara dari budaya-budaya asing, sehingga itu bisa menjadi tawaran yang baik untuk meneruskan kebaikan masa lalu ke masa sekarang. (MC KotaSolok/toeb)