Polres Garut Siap Intensifkan Razia Terhadap Pelajar

:


Oleh MC Kab Garut, Rabu, 5 Oktober 2016 | 11:09 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 890


Garut, InfoPublik - Kecelakaan lalulintas yang menimpa pelajar SMA hingga tewas, Senin (03/09) mengundang keprihatinan berbagai pihak. Khususnya pihak kepolisian. Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Polres Garut, AKP. M. Ardi Wibowo, menghimbau seluruh orang tua untuk tidak memberikan kendaraan bermotor kepada buah hatinya yang belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).

Ditegaskannya, kecelakaan yang terjadi kemarin tidak akan terjadi apabila imbauan kepolisian untuk tidak memberikan kendaraan bermotor bagi pelajar dipatuhi. Musibah yang telah terjadi diharapkan menjadi pelajaran bagi para orang tua.

“Usia pelajar di bawah 17 tahun secara psikologis bisa dikatakan belum siap jika membawa kendaraan bermotor. Dalam mengontrol emosi juga memperhitungkan kondisi jalanan untuk mengambil langkah saat berkendara. Lihat saja kalau anak-anak sekolah usia SMP misalnya, tidak jarang se enaknya menggeber kendaraan meski arus lalulintas dalam keadaan padat, sudah begitu melanggar aturan lalulintas juga,” ujarnya, Selasa (4/10/2016)

Diungkapkannya, musibah kecelakaan kemarin diawali dari pelanggaran yang dilakukan,‎ dimana pengendara tidak memiliki SIM. Disamping itu, pembonceng dan yang dibonceng tidak menggunakan helm, hingga menyalip dari sebelah kiri. Setiap kecelakaan di Garut, hampir bisa dipastikan jika mereka yang menjadi korban selalu mengawali dengan pelanggaran, mulai dari yang terkecil hingga terbesar.

“Untuk bisa menyadarkan kondisi ini tentu diperlukan upaya terintegrasi dari semua pihak, seperti dari orang tua, sekolah, hingga pemerintah daerah, bukan hanya kita saja dari aparat kepolisian satuan lalulintas,” ujarnya.

Dengan kejadian kecelakaan yang terjadi di Jalan Cimanuk itu, Ardi menyebutkan, untuk meminimalisir terjadinya lakalantas pihaknya akan mrngintrnsifkan razia pengendara yang masih usia pelajar.

“Kami akan mengintensifkan razia bagi pengendara usia pelajar. Kami melakukan hal ini sebagai wujud rasa sayang kita kepada mereka para generasi penerus bangsa Indonesia, dan Garut khususnya,” tegasnya.

Diharapkannya, para orang tua tidak mengekspresikan sayang pada anaknya dengan memberikan atau membolehkan menggunakan kendaraan bermotor, sementara anaknya sendiri belum layak untuk berkendaraan.

“Kalau memang sayang sama anaknya, jangan kasih motor tapi anterin aja langsung lalu jemput saat pulang sekolah. Dengan demikian, juga bisa terkontrol aktivitas anaknya. Minimalnya, lebih baik naik angkot saja, atau kasihnya sepeda biar sehat. “ jelasnya.(MC.Kab.Garut/Eyv)