Ribuan Hektar Sawah di Garut Tak Miliki Sumber Air Yang Bisa Diandalkan

:


Oleh MC Kab Garut, Kamis, 14 April 2016 | 08:44 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Garut, InfoPublik - Ribuan hektar pesawahan di daerah hilir Kabupaten Garut terkena dampak kekurangan air. Pasalnya, ada puluhan titik irigasi teknis di Kabupaten Garut terindikasi dangkal dan rusak.

“Ya, umumnya kondisi jaringan irigasi di Garut dalam keadaan rusak,” ungkap Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut, Uu Saepudin, di hadapan wartawan, baru-baru ini.

Menurutnya, sedikitnya ada 38 titik irigasi teknis di Garut mengalami pendangkalan. Selain itu, sejumlah bangunan dan pintu air rusak sehingga tidak dapat dioperasikan. “Terlebih, akibat letusan Gunung Papandayan yang terjadi pada tahun 2002 lalu menyebabkan pendangkalan sejumlah sungai,” ujar Uu Saepudin.

Uu membeberkan, debit air yang diambil dari sungai-sungai kecil tidak lagi mencukupi kebutuhan areal irigasi yang ada. Bahkan, areal sawah seluas 2.242 hektar tidak memiliki sumber air yang bisa diandalkan. “Sebagian besar masih dalam kondisi tadah hujan,” jelas Uu.

Uu mengaku, pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk perbaikan jaringan irigasi di Kabupaten Garut.

“Dari 38 irigasi teknis, 11 titik tengah dinormalisasi dari oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung,” terang Uu.

Ditambahkannya, dari sebelas titik irigasi teknis itu masuk daerah irigasi Leuwigoong dengan areal sawah seluas 5.313 hektar. Kemudian, jaringan irigasi Leuwigoong seluas 5.313 hektar itu tersebar di sembilan kecamatan.

Area di irigasi Leuwigoong sebelah kiri seluas 2.073 hektar meliputi empat kecamatan, yaitu Banyuresmi, Leuwigoong, Cibiuk, dan Leles. Sementara di sebelah kanan meliputi lima kecamatan, yakni Karangpawitan, Wanaraja, Sukawening, Cibatu, dan Malangbong.

Dengan perbaikan jaringan irigasi tersebut, kita menargetkan intensitas tanam saat ini sebesar 191 persen yang akan ditingkatkan menjadi 250 persen. Jadi, yang sekarang sekali tanam bisa dua kali tanam, yang dua kali bisa tiga kali tanam, kata Uu.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut, Tatang Hidayat menyatakan, pihaknya masih menunggu percepatan penyelesaian bendung Leuwigoong. Diharapkannya, perbaikan jaringan irigasi teknis tersebut bisa diselesaikan hingga irigasi tersier.

Hitungan mereka (Dinas SDAP) dapat mengairi lahan seluas 5.300 hektare. Selain itu, akan terjadi indeks percepatan tanam dari 1 kali panen jadi 2 kali atau dari 2 kali jadi 3 kali tanam, kata Tatang. (MC Kab. Garut/Az/Kus)