:
Oleh Prov. Riau, Sabtu, 9 Januari 2016 | 16:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 180
Pekanbaru, InfoPublik - Dampak berkurangnya Dana Bagi Hasil (DBH) akibat menurunnya harga minyak dunia, membuat Pemprov Riau harus mengencangkan ikat pinggang. Betapa tidak dengan asumsi harga minyak 60 US dolar saja, DBH Migas Riau sudah terkena potongan Rp4 triliun, apalagi dengan asumsi 36 US dolar.
Selain mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan dinas ke Jakarta serta mengurangi kegiatan serimonial. Pemprov juga baru mulai berpikir pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang belum termaksimalkan.
"Solusinya sekarang ini kencangkanlah ikat pinggang. Kita mulai bagaimana melakukan efisiensi anggaran serta memaksimalkan PAD," kata Asisten II Setdaprov Riau Masperi, Jumat (8/1/16).
Akibat penurunan DBH tersebut, juga membuat Pemprov putar otak dengan kembali mengevaluasi Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD) yang banyak belum bisa berkontribusi banyak terhadap daerah, kecuali Bank Riaukepri.
Karena itu, papar Masperi perusahaan berplat merah ke depan tak lagi bisa berpikir untuk diri sendiri, tetapi harus berpikir bisnis yang berkontribusi terhadap daerah.
"Kedepan BUMD tak lagi berpikir untuk diri sendiri, tetapi bagaimana oirianted ekonomi. Yang baru bisa berpikir ke sana baru Bank Riaukepri. Sementara yang lain masih kita dorong," ungkap Masperi. (MC Riau/mtr/Kus)